Membawa Gamalama ke Boston

Muhammad Fitrah Pratama Teng
Chapter #3

14 Jam di Udara dan Turbulensi Terdahsyat


Rekor penerbanganku yang paling lama adalah 8 jam sebelumnya yaitu penerbangan dari Jakarta menuju Qatar. Tapi kali ini durasi penerbangannya adalah hampir 2 kali lipat lebih lama. Jatah makan pun diberikan 3 kali di penerbangan kali ini. Awalnya sempat berpikir bahwa perjalanan ini akan terasa membosankan, tapi ternyata tidak demikian karena beberapa kejutan yang aku alami.

Setelah menempuh 1 jam penerbangan, sajian makanan yang pertama ditawarkan kepada penumpang di pesawat ini. Sebagai seorang muslim, aku sangat bersyukur karena hampir semua menu yang ditawarkan di maskapai ini adalah menu yang halal. Jadi, tidak ada kekhawatiran untuk memilih menu makanan.

I think, I will try chicken briyani and apple juice for the main dish while dark chocolate pudding for the dessert,” aku memesan nasi, ayam briyani, dan jus apel kepada pramugari yang menanyakan pilihan makanan untuk sajian pertama ini. “Kaka Fitrah, tidak seru ya makanannya, tidak ada daging babi Papua hahaha…” dark joke seorang Elizabeth yang memancing tawa kami bertiga. Elizabeth akhirnya memesan menu makanan yang sama denganku dengan orange juice sebagai minumannya. Diana masih terlihat sangat selektif dalam memilih menu yang ditawarkan. Halaman depan dan belakang buku menu terus dilihat silih berganti olehnya. “I prefer grilled chicken breast with mushroom sauce and strawberry cake for the dessert,” Diana akhirnya memilih menu pilihannya. “And freshly brewed Ceylon tea for the beverage, please, thank you!” tambah Diana seiring mengirim pramugari yang telah hampir 5 menit menunggu pilihan menu makanan kami menuju ke deretan kursi belakang.

“Eh apa itu!!??” ucap Diana yang kaget dan terpana dengan apa yang dia lihat dari balik jendela pesawat. “Kenapa kenapa, Di?” Elizabeth penasaran. Pesawat kami saat ini sedang berada di atas padang pasir yang begitu luas sehingga yang terlihat dari atas hanyalah daratan yang berwarna cokelat. Kami bertiga yang selama ini hanya melihat warna biru laut dan hijaunya pegunungan ketika terbang melintasi daerah-daerah di Indonesia kali ini dimanjakan dengan warna baru dari sebuah daratan dari atas ketinggian pesawat. Elizabeth segera mengeluarkan smartphonenya untuk mengabadikan momen tersebut dan mengunggahnya di akun Instagram miliknya. “Kaka Fitrah bantu kasih saran dulu untuk captionnya nih,” Elizabeth meminta saran kepadaku. “Bagaimana kalau ‘Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan’, Eliz?” saranku yang mencoba mengutip salah satu ayat Al-Qur’an. “Kaka Fitrah, itu ayat Al-Qur’an bukan? Hahaa, tapi boleh juga itu captionnya. Thank you, Kak!” tutup Elizabeth dengan satu postingan baru di akun Instagramnya.

Lihat selengkapnya