Dua bulan berlalu setelah kedatanganku di Negeri Paman Sam. Udara di awal kedatangan yang cukup hangat perlahan mulai terasa semakin dingin menembus kulit. Pakaian orang-orang pun berubah dari yang hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek menjadi sweater, kemeja flanel tebal, dan celana panjang.
Angin yang membawa udara dingin mulai sering bertiup. Dedaunan pohon perlahan mulai berubah. Warna hijau yang mendominasi taman-taman di Kota Boston berubah menjadi kuning dan jingga yang romantis. Pemandangan Kota Boston menjadi lebih indah jika dilihat dari tepi Sungai Charles. Tapi, tidak dengan perkuliahanku.
Aku masih kesulitan untuk memahami sebagian besar tugas yang sudah diberikan. Aku hanya mendapatkan nilai 70 dari 100 untuk tugas pertamaku di mata kuliah Sustainability and Engineering Issue karena aku tidak bisa mejelaskan poin-poin yang dimaksud dari benda yang menurutku berkelanjutan. Sementara itu, aku hanya mendapatkan nilai 75 untuk tugas individu di mata kuliah yang satunya karena kurang detail mendeskripsikan resume serta tata bahasa yang masih kacau.
Hari ini, di mata kuliah Sustainable Systems, Prof. Finncik memberikan tugas untuk mempresetasikan alat ukur atau rating tool bangunan hijau yang dipakai di berbagai negara. Presentasi kali ini akan sedikit berbeda karena menggunakan teknik presentasi yang dikenal dengan “Pecha Kucha”. Teknik presentasi ini adalah teknik presentasi ringkas yang hanya terdiri dari 20 slide presentasi dimana tiap slide hanya berdurasi 20 detik. Jadi total waktu untuk sekali presentasi menggunakan teknik Pecha Kucha adalah 20 slides dikalikan dengan 20 detik menjadi 400 detik atau setara dengan waktu 6 menit 7 detik.
Sementara itu, alat ukur yang dipilih oleh Prof. Finnick untukku adalah CASBEE (Comprehensive Assessment System for Built Environment Efficiency) yang biasanya digunakan di negara Jepang. Keterbatasanku untuk berbicara dalam Bahasa Inggris membuatku harus menuliskan apa yang ingin aku sampaikan ke dalam selembar kertas.