Seminggu lagi menuju Ujian Tengah Semester atau UTS. Seperti biasa, di saat kuliah pagi aku biasanya jadi 3 besar mahasiswa yang terlebih dahulu datang di kelas sejak pertama kali kuliah. Setelah selesai menunaikan sholat shubuh dan melakukan olahraga ringan, aku langsung mandi dan bersiap-siap ke kampus.
Boston semakin terasa dingin, semakin berwarna jingga, dan semakin sering dilanda hujan dengan intensitas sedang.
Sewaktu sampai di depan kampus, aku merasa ada yang aneh dengan jumlah mahasiswa yang berlalu lalang di depan gedung Richard Hall. Biasanya, di pagi itu masih sangat sedikit orang-orang yang berada di dalam dan sekitar gedung ini. Namun, kali ini sudah sangat banyak dan bahkan ada yang sudah memulai perkuliahan di lantai 1 dan 2.
Sebelum masuk kelas aku memutuskan untuk ke toilet dulu karena pikirku di kelas belum ada siapa-siapa selain Marina dan Gabe. Setelah dari toilet, dengan santainya aku kembali melangkah menuju ruang 303 untuk mengikuti kuliah. Betapa terkejutnya aku karena kelas sudah sangat ramai. Aku hanya bisa berdiri diam terpaku di depan kelas. Sempat aku berpikir bahwa mungkin kelasku dipindahkan ke ruang lain. Akan tetapi, kehadiran Prof. Finnick di depan kelas dengan slide di layar yang bertuliskan “Any Questions?” membuatku yakin kalau ini adalah ruang dimana perkuliahanku berlangsung seperti biasanya. Kucoba melihat beberapa wajah yang mungkin kukenal di dalam kelas, dan memang semuanya aku kenal. Aku masih tidak percaya. Mataku aku kucak, takut aku masih bermimpi di pagi itu.
“Hey, Fitrah! It is okay. Come in!” teriak Prof. Finnick dari depan kelas yang membuat semua mahasiswa mengarahkan fokusnya kepadaku. “Are you okay there? Come in, have a sit!” Prof. Finnick kembali mengajakku masuk. “Is it okay as I am late for about an hour to join your class, Prof?” Aku meminta maaf dan memastikan lagi apakah masih bisa mengikuti kelasnya. “That’s fine!” tutup Prof. Finnick sekaligus menghampiriku di depan kelas untuk masuk ke dalam dan mengikuti perkuliahannya. Aku masih bingung dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di hari itu.
“So, Fitrah, what happenned today is a phenomenon called transition from Daylight Saving Time to standard time.” Prof. Finnick menjelaskan sebuah fenomena yang baru pertama aku dengar dan tahu dalam hidup yang dikenal dengan istilah “Daylight Saving Time”. Dia sebenarnya sudah tahu dan dapat memahami ketidaktahuan mahasiswa yang berasal dari Asia Tenggara dan baru pertama kali hidup di Amerika akan fenomena alam ini. Di saat yang bersamaan, salah satu materi kuliah yang dibahas di pagi itu juga adalah tentang fenomena DST dan bagaimana bangunan mengadaptasi iklim di suatu negara. Sebuah teori tentang fenomena alam dan praktiknya langsung aku pelajari di hari itu.