Membawa Gamalama ke Boston

Muhammad Fitrah Pratama Teng
Chapter #32

Liburan Sendiri ke Washington D.C.


John dan Robel memutuskan untuk pulang ke rumah keluarga mereka di saat libur musim dingin. Robel menemui keluarganya yang juga sedang berlibur di Colombus, Ohio. John kembali ke keluarganya yang tinggal di New Jersey. Elizabeth dan Kak Rahmi juga belum kembali ke Amerika sejak pulang saat liburan musim panas lalu. Diana memutuskan untuk melakukan solo travelling ke Florida. Salsa juga sudah kembali ke Indonesia sejak aku masih mengikuti UTS. Sementara itu, Prof. Jeremy dan istrinya ikut liburan ke Chicago bersama dengan Javin yang kedatangan orang tuanya di sana. Mereka semua pergi meninggalkan aku sendirian di kota ini.

Awalnya terasa biasa saja karena sudah sering sendiri. Namun, terasa bosan juga hidup sendiri di saat wabah pandemi masih menghantui. Aku memutuskan untuk mengikuti jejak Diana untuk melakukan perjalanan liburan seorang diri. Aku memberanikan diri untuk mengunjungi Ibukota Amerika Serikat yaitu Washington, D.C. Kebetulan juga di sana ada beberapa rekan-rekan beasiswa yang satu program denganku. Mereka sebagian besar melanjutkan pendidikannya di American University.

Kuberanikan diri untuk memesan tiket pulang-pergi Boston-Washington, D.C dengan bus di malam itu karena jenuh tinggal sendirian di apartemen. Perjalanan dari Boston ke Washington, D.C akan ditempuh dalam waktu kurang lebih 9 jam dengan melewati beberapa tempat singgah di Philadelphia dan New York. Aku hanya membawa sebuah koper kecil berisi pakaian dalam perjalanan ke Ibukota Amerika Serikat. Aku juga hanya berangkat dengan celana jeans dan juga kaos oblong yang dilapisi dengan jaket kulit yang aku beli di Cibaduyut sewaktu SMA dulu. Perjalanan dari Boston dimulai pada pukul 8 malam.

Perjalanan malam yang hening dan tenang aku rasakan di malam itu. Penumpang di dalam bus juga tidak terlalu penuh karena masih dalam situasi pandemi. Semua memakai masker sesuai dengan anjuran pemerintah setempat dan penyedia bus. Lagu-lagu bernuansa jazz dan blues menemaniku sepanjang perjalanan hingga aku terlelap.

Saat terbangun, waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Aku menunaikan sholat shubuh di dalam bus dengan bertayamum. Setelah selesai sholat subuh, bus yang aku tumpangi sudah memasuki kawasan ibukota. Terlihat beberapa bangunan monumental dan ikonik sepanjang mata memandang. Bangunan yang sudah kumasukkan dalam list kunjunganku di Washington, D.C.

Busku sampai di terminal bus Union Station pada waktu hampir jam 6. Udara dingin cukup membuatku kedinginan begitu turun dari bus. Aku langsung bergegas masuk ke dalam terminal setelah mengambil koperku di bagasi.

Sebelumnya, aku sudah memberitahukan kepada temanku yang tinggal di Maryland bahwa aku akan liburan ke Washington, D.C. Namanya Iksan, seorang mahasiswa keturunan Jawa yang sudah lama tinggal di Jayapura. Iksan mengatakan kepadaku bahwa dari stasiun bus aku harus menaiki kereta antar kota yang dilanjutkan dengan menaiki bus untuk menuju alamatnya.

Lihat selengkapnya