Arga dan Ilham membuka ponsel mereka masing-masing setelah terdengar notifikasi secara bersamaan. Mereka membuka grup yang hanya beranggotakan mereka berdua ditambah Bayu. Terpampang dilayar ponsel mereka Bayu mengirim sebuah link dan chat berikutnya Bayu menyebut nama Safa.
Bayu
Guys, itu Safa bukan sih? Kok mirip banget.
Arga dan Ilham saling pandang sesaat. Karena penasaran, mereka membuka link yang dikirim oleh Bayu. Lantas terbuka sebuah video yang diunggah oleh orang yang tak dikenal dengan keterangan "Ini Safa kan? Anak yang mau ikut olimpiade? Nggak nyangka gue kalo dia kayak gitu".
Arga dan Ilham semakin penasaran dan mereka memutar video yang diunggah dipostingan tersebut. Terlihat seorang gadis yang sangat mirip dengan Safa. Mulai dari perawakannya hingga wajahnya. Gadis itu memakai mini dress dengan sepatu hak tinggi serta rambut indahnya tergerai yang menambah kesan manis. Dan lebih anehnya lagi gadis yang mirip Safa tersebut terlihat masuk ke dalam bar lalu menyapa seorang pria yang diperkirakan berumur empat puluhan. Hal itu mengundang keheranan karena di sekolah Safa memakai seragam panjang dan berhijab. Apalagi Arga, ia tahu pasti Safa di rumah pun juga menutup auratnya karena berkali-kali sejak kelas sepuluh ia belajar bersama Safa.
Dan ia tak percaya gadis divideo itu Safa. Karena Safa yang dikenalnya pendiam dan lugu. Safa yang dikenalnya tak macam-macam, apalagi sampai melakukan pekerjaan haram seperti yang ada divideo itu. Namun sekali lagi sosok divideo itu memang sangat mirip dengan Safa.
"Ga," panggil Ilham setelah menatap Arga yang diam dengan tatapan kosong. Ia tahu bagaimana perasaan Arga saat ini.
Arga menoleh, "Ini bukan Safa. Nggak mungkin dia kayak gini," katanya dengan tegas.
"Lo inget nggak minggu lalu waktu gue telepon lo dan bilang kalo gue lihat Safa pake mini dress? Sumpah beneran mirip banget sama Safa. Bahkan gue yakin dia Safa," Arga menggelengkan kepala masih tetap tak percaya. Ia masih kukuh dengan keyakinannya jika itu bukan Safa.
"Ga. Emang sih kita belum tau divideo itu beneran Safa apa bukan. Kalo terbukti divideo itu beneran Safa, lo harus sadar dan jangan dibutakan oleh cinta. Lo harus sadar kalo dia bukan cewek baik-baik."
Arga hanya menghela nafas dan diam. Ingin sekali ia menyangkal jika itu bukan Safa. Namun ia tak mau berdebat dengan Ilham dan memilih diam larut dengan pikirannya.
***
Safa melangkahkan kakinya memasuki area sekolahnya. Ia menyapa pak sukiman yang sedang berjaga di pos satpam. Pria itu hanya mengangguk setelah disapanya. Namun pandangan pak Sukiman masih lekat menatapnya hingga jauh dari pandangan.
Seorang siswi yang sedang berdiri di depan mading menoleh dan menatapnya gak suka, lantas terlihat berbisik-bisik pada teman-temannya yang juga berdiri di depan mading. Semuanya menoleh menatap Safa. Sedangkan Safa merasa aneh kenapa orang-orang yang ada di sekelilingnya menatapnya sinis dan raut wajah mereka menunjukkan ketidak sukaan. Safa menghela nafas dan mengabaikannya. Ia tetap melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Dih, masih berani aja datang ke sini. Bikin nama sekolah jelek aja," seru seorang siswi seraya melirik Safa sekilas.
Safa masih tetap sama, mengabaikan orang-orang di sekitarnya yang hari ini terlihat tak seperti biasanya. Bahkan ia tak tahu jika ada yang meliriknya dan sindiran tadi ditujukan padanya. Ia berpikir mungkin sedang ada gosip yang sedang hangat dibicarakan. Dan dirinya sama sekali tak tertarik dengan gosip.