Safa beserta kedua adiknya turun dari mobil dan mengeluarkan koper mereka dari bagasi.
Mereka menatap rumah di depan mereka, rumah yang bercat warna hijau dan terlihat sederhana. Rumah om Dewa terlihat sejuk dengan halaman rumah luas yang diteduhi oleh pohon mangga, pohon pisang, dan aneka bunga.
Mobil yang tadi mereka tumpangi melaju menjauh setelah om Dewa mengucapkan terima kasih dan memberi uang sewa.
Di beranda rumah terdapat seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi goyang seraya menatap tamunya yang kini baru saja datang.
Lantas om Dewa mengajak mereka mendekat dan mereka pun mencium punggung tangan wanita itu yang kini terlihat senang kedatangan anggota baru dalam keluarganya. Barangkali ia merindukan suasana rumah yang ramai oleh suara anak kecil. Terbukti dengan perlakuan wanita itu pada Nayla. Ia terlihat mencium pipi kanan dan kiri Nayla lalu memeluk gadis kecil itu. Seperti sedang melepas rindu dengan cucunya sendiri. Nayla hanya pasrah. Sedangkan Rizqi menahan tawa melihat raut wajah adiknya.
"Bu, Dewa ajak mereka masuk dulu ya."
Wanita itu mengangguk dan berdiri, "Kalo gitu ibu bikin minum dulu buat mereka," katanya.
"Biar Saya aja Bu yang buat. Ibu duduk-duduk aja," cegah om Dewa.
Wanita tua itu mengangguk dan masuk. Ia duduk di ruang tamu dan mengajak ketiga tamunya masuk. Wanita itu menyuruh Nayla duduk di sampingnya dan gadis itu menurut. Selagi om Dewa menuju dapur, nenek tua itu mengajak bicara ketiga tamunya. Menanyai nama mereka satu persatu kecuali pada Nayla.
Dari arah pintu, seorang wanita paruh baya dengan baju batik yang dipadukan dengan rok hitam masuk dan berhenti melangkahkan kakinya. Di tangan kanannya ia membawa tas jinjing berbahan kulit dengan warna hitam mendominasi. Ia menatap ketiga tamunya dan juga koper yang ada di dekat mereka. Alisnya terangkat karena bingung.
"Mereka siapa Bu?" Tanyanya pada wanita tua yang kini membelai kepala Nayla.
"Cucuku," jawab nenek tua itu melantur lalu mencium pipi Nayla.
Dari arah dapur terlihat om Dewa membawa nampan berisi tiga gelas teh hangat. Pria itu menyajikannya di atas meja. Ia lantas menatap istrinya yang kini menuntut penjelasan.
"Dek, kenalin mereka anaknya Kusuma. Mulai sekarang mereka bakal tinggal di sini." jelas pria itu yang membuat istrinya membelalakkan matanya kaget.