Prolog
Tiga tahun setelah investigasi yang menggemparkan, Andini, Joe dan Bram kembali ke Desa Galang, kampung halaman Adrian. Desa yang dahulu sunyi dan terisolasi, kini telah berubah drastis. Jalanan yang dulu berdebu dan berbatu, kini sudah mulus beraspal, menghubungkan seluruh sudut desa dengan rapi. Di sepanjang jalan, pemandangan rumah-rumah yang kini kokoh terbuat dari tembok menggantikan bangunan kayu sederhana yang dulu menghiasi desa. Kehidupan di sini jelas lebih makmur dibanding saat pertama kali mereka datang untuk menyelidiki misteri besar yang mengubah nasib kampung ini.
Perjalanan mereka berakhir di ujung desa, di mana sebuah monumen berdiri megah. Di atasnya tertulis dengan jelas, "Pahlawan Desa," sebuah penghormatan untuk Adrian dan delapan temannya yang telah mengorbankan nyawa demi perubahan. Monumen itu dilengkapi dengan patung Adrian yang tampak berdiri tegak, berkacamata dan memegang sebuah buku. Di sekelilingnya berdiri delapan patung lainnya, melambangkan teman-temannya yang turut berjuang. Ekspresi wajah patung-patung itu menunjukkan keteguhan dan keberanian yang mereka miliki ketika menghadapi ketidakadilan.