Memburu Phytagoras
"Di balik debu-debu merah yang mengepul dari perut bumi, seorang pria berdiri dengan pikiran yang berkobar lebih panas daripada api yang membakar tambang di bawah kakinya. Adrian, yang bagi dunia hanyalah sebutir pasir dalam gurun pekerja tambang, tahu bahwa hari ini adalah hari ketika sejarah akan mencatat namanya—bukan sebagai pekerja, tetapi sebagai martir yang melawan kekuatan tak terlihat, menantang nasib dengan rencana yang telah dia tenun dari benang-benang keberanian dan keputusasaan."
"Selama berbulan-bulan, Adrian telah hidup dalam bayang-bayang, mempelajari denyut nadi tambang yang berdetak seirama dengan penderitaan orang-orang di sekitarnya. Di dalam kamar kosnya yang sempit, dikelilingi oleh tumpukan buku-buku filosofi yang telah merubah cara pandangnya tentang dunia, ia merencanakan sesuatu yang lebih besar daripada dirinya sendiri. Sebuah ledakan, bukan hanya untuk meruntuhkan batu-batu yang menyimpan kekayaan alam, tetapi untuk menghancurkan ilusi kemakmuran yang telah menjerat pekerja-pekerja ini dalam lingkaran kematian.