MEMELUK LUKA

Ida Raihan
Chapter #2

Part 2. Eryuno

Part 2. Eryuno


CIKARANG, 2009



Pertemuan kami berawal dari sebuah sapaan di inbox akun sosial mediaku.


Assalamu’alaikum. Ghaisani apa kabar?” begitu dia memulai. Beberapa hari aku membiarkannya, karena aku memang paling malas membalas chat yang hanya basa-basi seperti itu. Kenapa tidak disampaikan langsung saja tujuannya menyapa?


Keesokan harinya, chat susulan kembali masuk.


“Halo putri Pak Karim, jangan sombong dengan membiarkan seseorang menunggu jawabanmu seperti ini. Padahal chat sudah kamu baca!”


Aku mengernyit, usai membaca pesan susulan tersebut. Siapa dia? Bagaimana dia tahu nama ayahku?


“Tuh kan masih diem. Balaslah wahai Ukhty shalihah. Gak boleh sombong pada sesama."


Sok dekat, gumamku. Namun aku mengetik beberapa huruf hingga membentuk tulisan berupa jawaban salam.


“Udah? Gitu doank?” tuntutnya lagi.


“Ternyata Putri Bapak Karim Ahmad memang sombong. Menyebalkan. Beri aku nomor whatsappmu."


Duh yaa Allah, siapa sih dia?


“Ngeselin banget sih, kenal juga nggak ngapain tiba-tiba minta nomor whatsapp?” balasku akhirnya.

Alhamdulillah, akhirnya kamu balas juga.” Dia terlihat girang dengan emoticon nyengir yang banyak ia kirimkan. “kamu yang belum mengenalku. Tapi aku sudah sangat kenal kamu, Annida Ghaisani.”


Hah? Bahkan dia tahu nama panjangku. Ugh, aku semakin penasaran, “siapa kamu?”

“Tidak usah tahu sekarang, kapan libur kerja? Aku mau ke kostanmu, biar moment kamu mengenalku lebih terasa.”

“Hah? Emang tahu kostanku segala?” Aku sangat terkejut. Lalu pria itu menyebutkan sederet alamat yang sangat kukenali.


“Ini siapa sih?” balasku lagi, mulai emosi.

“Sabar, sesungguhnya orang sabar akan disayang Allah.”

“Ih males banget deh.”

“Itulah kamu, gadis keras kepala, yang bikin pusing.”


Sampai di sana, aku merasa sangat kesal. Pria yang saat itu baru pertama kali komunikasi denganku, sudah begitu berani mengataiku keras kepala. Sok tahu!


Chating kututup.


***


Lihat selengkapnya