"Ini apa mas?"
Aku mendapati foto seorang wanita dengan handuk saja di foto Drive suamiku. Aku tak sengaja membukanya ketika aku akan memindahkan semua foto kecil kami waktu honeymoon
"Oh itu Tiara namanya, anak magang di kantorku"
Jawab mas Putra santai.
"Mas ini perempuan loh pakai handuk"
Aku menyerang mas Putra yang masih asik bermain game di hari Minggu yang harusnya kami sedang quality time bersama keluarga kecil kami.
"Kenapa sih kamu ribet banget, laki laki biasa jajan begitu jangan dibesar besarkan lah "
Masih bermain game, dan jawabnya cuek.
"Jika tidak mendapatkan jawaban, aku akan pergi dari sini"
Otakku mendidih. Bisa bisanya hal sebesar ini dia kecilkan dengan santainya dan tanpa menggubrisku sama sekali, dia masih bermain game.
Suara Fatimah menangis, memekik telinga kami. Anakku yang berumur 2 tahun, suaraku meninggi membuat Fatimah terbangun dari tidurnya. Aku segera memeluk Fatimah, menenangkannya dan meminta maaf telah membuat telinganya mendengar yang suaraku yang tinggi.
"Tuh kan Fatimah jadi bangun, kamu sih jadi ibu suka membesarkan masalah"
Aku masih menggendong Fatimah, dia di pelukanku sekarang.
Aku melihat Drive lagi, histori maps suamiku kemana saja selama ini pergi.
Hotel A transaksi berhasil
"Astagfirullah" aku memijit kepalaku yang langsung migren.
"Kamu cek in sama Tiara di hotel A pas tahun baru yang kamu bilang lembur di kantor itu?"
Tanyaku merundung suamiku yang masih tenang lalu menyimpan hanpdhonenya di meja.
"Iya.. aku cuma jajan Kania.. enggak serius sama dia"
Mas putra menjelaskan. Tangisan Fatimah menjadi sound ter
"Jajan kata kamu? Yang bener aja. Cek in sampai berhubungan sex itu fatal mas"
Cecarku, mataku nanar... Air mata jatuh tak tertahan lagi. Fatimah terus terusan menangis memekik seisi rumah.