Memiliki Kehilangan

NarayaAlina
Chapter #13

13 ~ Masalah Tak Kunjung Padam

Hidup itu sepatutnya dinikmati.

Hidup itu seharusnya dihargai.

Ketika masalah menyapa, disitulah kesiapan diuji.

Ketika tidak ada masalah, disitulah hidupmu dipertanyakan.

Karena hidup tanpa masalah itu mustahil.

(L.K)

🍁🍁🍁

Ketika dalam keluarga sebuah perhatian terasa sangat berharga, bersyukurlah! Sebab banyak yang menginginkan harus rela berbuat apa saja supaya menjadi pusat perhatian.

Kenakalan remaja yang dihadapi setiap guru itu beragam. Berikut juga dengan alasan di balik apa yang dikerjakannya. Namun, keluarga menjadi alasan paling klise yang sering dialami peserta didik.

Oleh karena itu, pendidikan untuk orang tua juga sangat penting supaya putra-putrinya mendapatkan apa yang dibutuhkan. Meski porsi di sekolah lebih lama dari sebelumnya, tetapi tetap saja segala tindak-tanduk anak paling lama berada di bawah kendali orang tua.

Biru pusing bukan kepalang, belum juga Ardan masuk sekolah, anak didiknya di kelas XI IPS 1 tertangkap tangan merokok di dalam kelas. Salah seorang guru perempuan yang masuk setelah istirahat kedua memintanya untuk hadir di kelas itu.

"Coba bapak cium bau kelas ini!" perintah si guru Pendidikan Agama Islam.

"Baunya iya, Bu. Bau asap rokoknye tebal."

Si guru mengangguk dan memanggil salah seorang guru lagi untuk meminta bantuan.

"Semuanya maju dan bentuk barisan!" perintah Biru tegas.

Seluruh siswa laki-laki dan perempuan maju lalu membuat tiga barisan. Satu barisan putri dan dua barisan putra. Bu Guru PAI bertugas memeriksa laci dan tas milik anak perempuan.

Sementara Biru dan satu guru tambahan tadi memeriksa milik anak laki-laki. Di sudut ruangan, ternyata terselip satu puntung rokok yang terletak di kaki meja. Teman guru akhirnya menemukan korek api di salah satu tas siswa.

Berlanjut ke sisi sebelah kiri, jendela yang biasanya tertutup rapat justru terbuka. Karena rasa penasaran, Biru menengok ke bawah jendela, ada belasan puntung rokok di sana.

"Kalau Pak Biru tahu, sudah pasti itu asap rokok, tapi mereka mengelak dan bilang hanya bakar-bakar kertas saja," ujar Bu Guru Agama.

"Siapa yang bawa?"

Lihat selengkapnya