“Bunganya cantik.” Sunggingan senyumnya membuat matanya menjadi garis tipis seperti memejamkan mata.
Kane menunduk malu. Bunga mawar yang dia pegang memang cantik. Namun bukan itu, dia yakin ada maksud sindiran dalam kalimat sederhana itu. Hanya saja, senyuman tulus itu hampir tak terlihat jika hanya dibuat-buat.
"Sebelumnya terima kasih sudah mau menemani makan malam."
Kane mengangguk pelan. "You're welcome." Matanya tidak berani menatap pria di depannya.
"Nama kamu ...." Charles menautkan dua alis saat berusaha mengingat nama Kane. "Kanesya Maheswari?"
Ada keterkejutan dalam diri Kane jika pria di depannya mengingat namanya. "Ya, tapi Anda bisa memanggil saya dengan Kane."
“Nama yang unik" Charles memotong daging domba dan menyuapkan ke mulutnya. "Oke Kane, bisa kamu ceritakan tentang dirimu?” Kerlingan mata Charles membuat Jantung Kane berlompatan.
Kane yang diperlakukan dengan sangat menggoda, tergagap menjawab pertanyaan Charles. Dia mencoba menata setiap kata yang akan keluar dari mulutnya, sehingga mulutnya membuka dan menutup seperti ikan koi.
“A-aku? Em ... tidak ada yang istimewa denganku. Hanya pegawai honeymoon planner.”
“Apa yang kau suka?”
Kane mengigit bibir bawahnya. Dia mempertimbangkan apa yang akan dia jawab. Aneh menurutnya. Kenapa harus berpikir? Tinggal jawab saja jika dia pecinta novel klise, dengan akhir yang akan membawanya ke mimpi terindah. Namun, dalam hatinya dia ingin menjadi wanita yang berkesan bagi Charles.
“Hal yang seru.”
“Sama. Aku juga suka melakukan hal yang seru.”
“Oh ya? Seperti apa?”
“Membaca buku. Bagiku itu kegiatan yang seru. Rasanya seperti, kamu berjalan-jalan ke berbagai dunia, melakukan petualangan, dan mengetahui hal baru padahal kamu sedang merebahkan diri atau duduk.” Matanya menyipit dan melebar seolah ikut berbicara mengungkapkan isi hati yang paling dalam.