Honeymoon Project

Andita Rizkyna N
Chapter #22

DUA PULUH SATU

“Gimana kencannya?” Meri menodong pertanyaan mau tahu, sesaat melihat Kane baru saja datang.

“Biasa aja, ke rumahnya terus ke toko buku.” Kane menghempaskan diri di sofa ruang tamu.

Meri menepuk jidatnya. “Ya ampun Kane. Kenapa ke toko buku sih?”

“Emang kenapa?”

“Mana ada pacaran di toko buku.”

Dahi Kane membentuk lipatan-lipatan tipis. “Apa yang salah? Toh dia tidak keberatan.” Kane tidak menceritakan jika Arkesh meninggalkannya saat itu.

“Nggak salah kalau kalian itu pelajar. Tapi kalian kan sudah dewasa. Setidaknya nonton atau makan bareng atau ....”

“Ne, Ibu mau ngomong sama kamu.” Tiba-tiba saja Ibu muncul dan menyela Meri menguliahi adiknya.

“Ada apa Bu?”

Ibu duduk di depan Kane. “Ibu sudah bahas dengan ibu Arkesh soal lamaran kalian. Katanya bisa dilangsungkan secepatnya.”

Badan Kane menegak. “Tu-tunggu. Lamaran? Bahkan Kane belum mengenal Arkesh.”

“Belum kenal gimana tho, kalian kan dulu teman satu kampus. Berarti sudah saling kenal.”

“Ya tapi ... kondisi kita sekarang berbeda, Bu.”

“Iya berbeda. Kamu sekarang calonnya Arkesh, kalau dulu teman. Jadi, harus segera diresmikan.”

“Bukan ... maksud Kane bukan begitu.” Kepala Kane mendadak semrawut. “Kane belum bisa, kerjaan Kane masih banyak. Belum ada waktu libur.”

“Ibu nggak mau tahu, pokoknya kamu buat jadwal kosong dalam waktu dekat. Ora apik cah wedok karo wong lanang* berdua-duaan, padahal hubungan tinggal diresmikan saja.”

Kane melongo, kenapa jadi dirinya yang harus menikah dulu. Bukannya tidak mau menikah, tapi ini terlalu cepat. Selain itu belum ada chemistry di antara mereka.

Lihat selengkapnya