Kane membuka pintu pagar dengan lemah. Dia menuntun sepeda motor ke dalam garasi. Pekerjaan ini membuat dirinya merasakan kepayahan, tapi dia menyukainya. Dari pekerjaan ini, dia belajar berbagai hal. Bertemu orang banyak, bekerja dalam tim, memliki banyak teman dan bonus jalan-jalan saat ada klien eksklusif. Pengalaman yang baru dia rasakan setelah bertahun-tahun menahan diri.
Kane mengambil kunci cadangan yang dia bawa. Malam sudah larut, orang-orang rumahnya pun pasti sudah tidur. Perlahan dia buka pintu rumahnya dan berjingkat agar tidak mengganggu Ayah dan Ibu. Tiba-tiba saja suara tinggi yang khas menyapanya.
“Kok baru pulang?”
Kane sedikit terkejut, tapi dia tutupi dengan deheman keras. “Ya Bu ada event.”
“Event di mana?”
“Di mall.”
“Kerja apa jalan-jalan?”
Helaan nafas lelah terdengar jelas di telinga ibunya. “Kerja, Bu.”
“Ora apik anak perempuan pulang malam-malam. Gimana kalau tetangga tahu? Jadi bahan gunjingan.”
Kemarahan ibunya tadi pagi masih melekat dalam kepalanya. Ditambah lagi dengan teguran malam ini. Energinya telah terkuras habis. Tak sepatah kata pun bantahan dari mulut Kane. Dia hanya ingin beristirahat.
“Mending cari pekerjaan lain atau belajar untuk persiapan tes cpns. Kalau kamu jadi pegawai negeri, nggak bakal pulang malem-malem gini.”
“Bu, Kane istirahat dulu ya. Capek.” Kane menyeret kakinya ke dalam kamar diikuti lirikan ibunya. Tubuhnya limbung. Benar-benar terasa letih.
Badannya dia rebahkan di atas tempat tidur. Sekilas teringat dengan calon suaminya. Setelah kembali dari food court, Kane langsung menelepon Arkesh. Awalnya, panggilannya tidak diterima. Kemudian sorenya Arkesh balik menelepon Kane. Katanya dia seharian sibuk karena ada acara keluarga. Kane menghela nafas lega. Berarti pria yang dia lihat di mall tadi hanya mirip dengan Arkesh.
Meskipun hatinya belum terlampau jauh mencintai Arkesh dan menolak menikah cepat. Namun Kane tetap ingin menjaga hubungan mereka. Karena pilihan sudah Kane jatuhkan.
Masalah pekerjaan beres, masalah kecurigaannya kepada Aekesh juga sudah beres. Tinggal masalah dengan ibunya yang masih saja memaksa untuk segera mempersiapkan acara lamaran. Lagi-lagi terdengar helaan nafas.