Honeymoon Project

Andita Rizkyna N
Chapter #27

DUA PULUH ENAM

Rumah Kane terhias dengan cantik. Sound system telah terpasang. Berbagai makanan telah tersaji menggiurkan, kursi-kursi berjajar rapi di halaamn rumah. Para keluarga juga sudah berdatangan.

Kane di dalam kamar mengenakan kebaya telah dirias cantik. Rambutnya disanggul rendah. Meri duduk di tepi tempat tidur menemani Kane.

"Kamu sudah pastikan dia bisa datang?"

Kane mengangguk. "Semalam dia berjanji, Mbak."

"Ya, mudah-mudahan dia menepati janjinya."

Kane melirik jam beker yang berada di atas meja. Setengah jam lagi.

Tik ... tok ... tik ... tok

Detik demi detik, menit bergerak lambat. Dengan pasti, jam sudah menunjukkan lebih dari setengah jam berlalu. Kane meremas tangannya. Dia khawatir akan satu hal. Terdengar riuh suara keluarganya bercakap-cakap di luar. Namun, tak ada tanda kedatangan keluaega Arkesh.

Pintu kamarnya terbuka. Ibu masuk dengan raut wajah gelisah. "Ne, kamu telepon Arkesh. Datang jam berapa."

"Iya, Bu."

Ibu Kane keluar. Meri dan Kane saling bersitatap. Tangan Kane meraih ponsel dengan gemetar. Ditekannya nomor ponsel Arkesh. Nada sambung mulai terdengar, tapi tak kunjung berganti dengan suara Arkesh. Pikirannya semakin kusut.

"Nggak diterima, Ne?"

Kane mengangguk. Tangannya meremas ponselnya. Dia khawatir jika semua berjalan tidak sesuai rencana. Tiba-tiba ibunya masuk.

"Ne, ayo. Mereka sudah datang."

Mata Kane membelalak. Dia merasa menemukan oase di tengah gurun pasir. Dengan hati berdebar, Kane keluar kamar. Jika Arkesh mau datang ke acara lamaran, artinya dia masih mau hubungan berlanjut.

Kane duduk di ruang tamu, menunggu iring-iringan kekuarga Arkesh. Ibu dan ayahnya menunggu di teras bersama keluarga yang lainnya.

Orang tua Arkesh keluar dari mobilnya. Ekspresi mereka tidak bisa terbaca oleh orang tua Kane. Dengan ragu mereka memasuki rumah Kane. Hanya mereka berdua. Tanpa saudara dan tanpa ... Arkesh.

Ibu dan ayah Kane saling memandang. Orang tua Aekesh mendatangi mereka dan bersalaman. Semakin dekat, wajah calon besan mereka semakin gelisah dan menampakkan wajah bersalah.

Lihat selengkapnya