Kelas dingin hari itu. Kabar mengenai Alvin dan Maya yang jadian baru saja tersebar. Semua orang tentu saja terkejut mendengarnya. Sebab Alvin yang dikenal cukup pendiam dan masuk kandidat the most silent in the class itu berani menyatakan perasaannya pada cewek secara langsung. Dedek gemes paling cantik pula.
Mika tak terkejut karena sebelumnya dia sudah mendengar informasi mengenai ini dari Inah, yang hari ini jadi perhatian gadis itu adalah ekspresi Aldo. Sejak pagi, pemuda itu hanya diam tak banyak menanggapi. Teman-teman yang lain pun tak terlalu mengungkit masalah ini karena takut kalau malah memperkeruh suasana hati Aldo. Biar bagaimanapun, meski Aldo tak kunjung menyatakan perasaanya pada Maya, Aldo-lah yang jelas-jelas mengincar gadis itu dari awal.
Tapi Alvin malah tanpa hati merebut gadis itu dari teman kelasnya sendiri.
Mungkin karena perasaan bersalah itu pulalah, jam istirahat itu dimanfaatkan Alvin untuk mendekati Aldo.
"Kamu suka sama Maya, kan?" tanyanya yang sebenarnya telah tau jawaban dari pertanyaan itu.
"Masa suka sama pacar temen sendiri," jawab Aldo dengan ekspresi datar, masih sok sibuk memandangi baku catatannya yang kosong.
Alvin menghela napas saat menyadari Aldo yang menghindar untuk bertatap mata dengannya.
"Maaf deh, Do, aku udahan deh sama Maya kalo kamu enggak ikhlas."
"Jangan," kata Aldo melarang. "Nanti dia sedih."
"Tapi kamu gimana?"
"Aku gak apa-apa, kalo dia terima kamu itu artinya dia gak suka aku. Aku sadar diri lah."
"Aku jadi ngerasa bersalah kan jadinya, udah deh kalo kamu mau aku udahan, aku turutin."
"Kamu sebenarnya serius gak sih sama dia?"
"Yah, gitu ...."
"Beneran suka, kan?" tanya pemuda itu memastikan. Namun tak menunggu jawaban Alvin, ia kembali melanjutkan, "Aku enggak apa Vin, jalanin aja kamu sama dia."
Meski tanpa sengaja, Mika mendengar dengan jelas semua percakapan mereka. Tak ingin menguping lebih lama lagi, gadis itu memilih keluar kelas. Namun baru saja kakinya selangkah keluar, para gadis yang tadinya sudah menuju kantin lebih dulu malah berbalik arah menuju kelas.
"Kenapa?" tanya Mika heran.
"Ada razia," kata Gita yang sudah masuk dengan terburu dan meraih tasnya.