Memorable Classroom

Nur Annisa
Chapter #4

3. Surat Cinta Untuk Si Degem

"Agita dewiya," bisik Ge berulang kali memanggil nama seorang gadis pualam yang duduk cukup jauh dari tempatnya. 

Pemuda itu tak peduli pada materi bahasa indonesia yang dipaparkan Bu Arba di depan kelas. Beberapa siswa lain yang merasa terganggu mencoba menegurnya lewat tatapan mata tajam, namun hal itu tak menyurutkan daya juang Ge untuk terus bersenandung mesra memanggil nama gadis yang ia bilang pujaannya semenjak mereka bertemu di MOS tahun lalu. 

Gita yang sejak tadi berpura-pura tuli tak tahan juga dengan tingkah pemuda itu, ia berbalik dengan kesal dan melemparkan tipe-x tepat di dahi Ge, membuatnya sedikit merintih karena terkejut tapi kembali tersenyum sejurus kemudian seakan perasaannya terbalaskan meski lewat lemparan yang menyakitkan.

Zaina yang duduk di sebelah gadis itu mengusap-usap bahunya pelan, mencoba menenangkan agar dua buah tanduk tak muncul di atas kepala gadis cantik itu dan akhirnya malah akan membuat ribut kelas yang siang ini hening.

"Udahlah Ge, ngapain sih masih ngejar-ngejar Gita, banyak adik kelas sepuluh, noh. Pindah haluan," kata Rendra dari kursi belakang, tak tahan untuk tidak memberi nasehat melihat temannya itu tak pernah absen selalu menggoda Gita bahkan sejak mereka belum satu kelas. 

"Gak bisa gitu Ren, Gita itu kayaknya belahan jiwaku, deh," ungkap Ge dengan ekspresi serius yang dibuat-buat.

"Halah, si Ge mah sama Gita cuma main-main. Kemarin baru aja minta nomernya Novi," ucap Aldo menyebut salah satu nama adik kelas mereka.

Joe yang duduk di samping Ge jadi tertawa dan menyahut, "Ya namanya buaya gitu, deh." 

"Eh, kalian tau gak Maya anak kelas sepuluh? Manis banget, kayanya dia terbuat dari gula," ujar Aldo dengan cepat mengganti topik.

"Udah dapat inceran aja, baru juga masuk."

"Iya dong, harus gesit."

"Namanya Mayalla Saputri?" tanya Alvin memastikan.

Aldo sedikit tersentak karena Alvin yang terkenal cuek itu kali ini malah ikut-ikutan membicarakan adik kelas manis yang sekarang tengah menjadi incarannya. Terlebih fakta bahwa seorang Diego Alvin Irandana mengetahui nama lengkap gadis itu. 

"Iya, kamu kenal?"

"Cuma tau namanya, kok," jawab Alvin yang membuat Aldo sedikit bernapas lega. Bukan karena takut kalah saing, dia cuma sedikit khawatir kalau harus berlomba dengan teman sendiri.

"Aku uga dapat inceran bagus," kali ini Wira ikut menceritakan dengan sedikit berbisik. "Namanya Zarana."

Aldo menjentikkan jarinya setelah beberapa saat mengingat-ingat nama yang terasa tak asing di telinganya. "Oh aku tau tuh, ketua kelas sepuluh yang suaranya serak-serak basah itu kan?" 

"Aldo mah, semua adik kelas kayaknya dia kenal yah," celetuk Rendra.

Lihat selengkapnya