Sepanjang jalan, Clara dituntun dengan lampu-lampu yang dengan sendirinya menyala bergantian. Dia juga sudah menghubungi empunya mini market untuk meminta izin libur dengan alasan sakit. Beruntungnya dia mendapat izin itu.
Tak pernah Clara tahu akan ke mana sosok arwah tak sabaran itu membawanya. Dia memperkirakan jarak yang sudah ditempuhnya mencapai lebih dari satu kilometer.
Dia sempat melirik papan nama jalan di simpang sebelum tadi berbelok masuk, tulisannya: Jalan Olahraga. Dan sekarang dia sudah cukup jauh menelusuri jalan kecil beraspal di antara semak belukar dan hutan. Semenjak memasuki jalan ini, tuntunannya berubah jadi goresan cukup panjang pada batang-batang pohon.
Sempat Clara melihat angka jam di layar ponselnya—pukul 17.48—sebelum menepuk lengan kanannya yang sedang jadi santapan nyamuk.
Begitu jarang Clara melihat kendaraan yang melewatinya. Semenjak tadi, hanya ada tiga motor dan satu mobil yang melaju cukup kencang. Bukan hanya semak dan hutan saja yang tadi dilewatinya. Dia juga beberapa kali melihat jejeran rumah-rumah di pinggir jalan. Salah satunya, dari yang dia lirik cukup lama, merupakan sebuah indekos.
Clara tiba di depan gapura perumahan tua yang belum rampung dan terbengkalai di sebelah kirinya. Dari yang bisa dia amati, hanya ada beberapa rumah setengah jadi di daerah terdepan. Selebihnya hanyalah tanah bauksit kosong dan gersang. Dia melirik sekilas ukiran nama perumahan itu sebelum kembali meneruskan perjalanan.
Sekitar lima puluh meter kemudian, gadis itu dituntun untuk berbelok masuk ke jalan setapak di sebelah kanan; tepat di sebelah water park—dia tak tahu nama tempat itu lantaran tulisan di gapuranya sudah rusak tak terbaca—yang sudah lama tutup dan juga terbengkalai.
Setelah melewati jalan yang sedikit berbelok kiri, Clara melihat sebuah rumah tua di ujung jalan. Dia yakin kalau itulah tempat tujuannya karena satu lampu yang masih terpasang di pagar rumah itu sedang berkedip cepat sekarang.
Sebelum melangkah masuk, Clara memperhatikan dahulu sekitaran rumahnya. Menurutnya, rumah itu sudah terlalu lama ditinggalkan. Hal itu bisa dipastikan dengan begitu tingginya semak dan ilalang yang tumbuh di sekitarannya.