Seorang gadis berseragam sekolah SMA Surya Bakti terlihat tengah kebingungan sambil sesekali melihat ke arah layar ponselnya. Lalu dia menggerutu dengan mata yang terus bergerilya mencari ruangan yang sampai saat ini belum juga ditemukannya, "Ruang gurunya di sebelah mana sih?"
Suasana sekolah saat itu sangat sepi karena memang bertepatan dengan jam pelajaran pertama, jadi tak ada satu pun orang yang bisa Nada tanyai. Sedangkan tante Raya yang dari awal telah membantunya mengurus kepindahan juga tidak bisa mengantarkannya.
Sebenarnya, bisa saja Nada meminta bantuan pada Kavin. Tapi mengingat kejadian dua hari lalu, dia pun langsung mengurungkan niatnya tersebut. Alhasil dengan terpaksa dia harus pergi ke sekolah sendirian.
Setibanya di sekolah, dia malah dibuat bingung dengan tata letak ruangannya. Kalau dilihat dari peta yang diberikan tante Raya padanya, sekolah barunya ini memiliki formasi berbentuk kloter U. Di mana saat memasuki gerbang sekolah, dia tidak langsung dihadapkan oleh gedung-gedung sekolahnya melainkan lapangan basket yang sangat luas.
Saking larutnya dalam mencari ruang guru, Nada tidak menyadari kalau ada seseorang yang datang dari arah kiri sambil membawa banyak buku di tangannya. Bruk! Dan sesuai perkiraan, mereka pun akhirnya bertabrakan dan buku-buku tadi langsung jatuh berhamburan ke lantai.
"Maaf-maaf, gue nggak tahu kalo ada lo lewat."
"It's okey, gue sendiri tadi juga kurang fokus kalo jalan," sahut Nada yang juga sama-sama mengakui kesalahannya. Dia bahkan ikut berjongkok dan membantu murid perempuan tersebut untuk memunguti buku-buku yang berserakan di lantai.
"Makasih ya dan sekali lagi maaf karena tadi udah nabrak lo," ujar murid perempuan itu seraya menerima buku-buku dari tangan Nada.
Nada tersenyum lebar. "Iya nggak apa-apa, gue juga minta maaf soal itu."
"By the way, gue nggak pernah lihat lo sebelumnya?" celetuk siswi itu seraya mengerutkan dahinya penasaran.
"Oh!" seru Nada dengan sangat antusiasnya. Kemudian dia mengulurkan tangan ke arah depan sembari berkata, "Kenalin, nama gue Denada Parmadita Gantari, gue murid baru di sini."
Murid perempuan tersebut tampak terkejut tapi kemudian dia terkekeh. "Pantesan kayak asing. Emmm ... maaf ya nggak bisa salaman, tangan gue penuh sama buku soalnya."
Bukannya tersinggung, Nada justru tertawa karena baru menyadarinya. "Nggak apa-apa, gue juga lupa kalo lo lagi bawa banyak buku."
"Oh iya, nama gue Batari Naura Rachmania, panggil aja Naura. Dan kalo boleh tahu, lo ditempatkan di kelas mana?" tanya Naura basa-basi.
Nada menjawab sambil menggelengkan kepalanya lemah, "Masih belum tahu, ini aja gue lagi nyari ruang guru, dari tadi nggak ketemu-ketemu."
"Oalah, mau gue antar ke sana nggak?" ucap Naura menawarkan diri.