Memori di Santorini

Muhammad Haryadi
Chapter #2

Sebuah Foto Terakhir

Malam di Santorini turun perlahan, seperti tirai beludru yang menutup panggung setelah pertunjukan megah. Di luar, angin laut mengetuk jendela vila batu itu dengan lembut, membawa aroma asin yang samar bercampur lavender dari taman di bawah tebing.

Tasya duduk sendirian di meja kayu dekat jendela, memandangi kamera yang sejak tadi tak berani ia sentuh. Lampu gantung di atas kepalanya berayun pelan, cahayanya bergoyang seperti bayangan air.

Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Tidak ada apa-apa. Itu hanya bayangan, hanya siluet, hanya permainan cahaya. Ia menatap layar kameranya lagi — tapi kali ini, sesuatu di dalam dirinya menolak untuk berhenti di sana. Ada bagian dari dirinya yang ingin tahu.

Ia menyalakan laptop, menyambungkan kamera. Satu per satu, foto-foto dari senja tadi terbuka di layar.

Langit ungu, laut keperakan, batu putih.

Semuanya indah, sempurna… kecuali satu.

Foto terakhir.

Ia memperbesar gambarnya. Di antara rona keemasan senja dan kabut cahaya, tampak sosok pria di tepi tebing. Punggungnya tegak, kepala sedikit menunduk.Namun saat Tasya memperbesar lebih jauh, matanya terpaku.

Lihat selengkapnya