Beberapa kenangan tidak kembali sebagai gambar—melainkan sebagai sensasi. Seakan tubuh mengingat sesuatu sebelum pikiran mampu menyusulnya.
Langit sore di Santorini memantulkan warna keemasan pada lantai marmer koridor rumah sakit. Angin dari balkon kecil menggerakkan tirai putih dengan gerakan pelan, elegan, seolah hidupnya mengikuti ritme detak jantung Tasya yang tak menentu.
Ia baru keluar dari kamar ketika melihat seseorang berdiri di ujung koridor.
Arsen.
Bersandar ringan pada pagar balkon, memandang laut Aegea yang seperti kaca biru berkilau.
Cahaya senja menyentuh garis rahangnya, membuatnya terlihat seperti potret editorial dalam majalah perjalanan kelas atas—tenang, berkelas, sulit didekati. Namun bagi Tasya, kehadiran pria itu tidak hanya mencuri perhatian…tapi memicu sesuatu di dalam dirinya. Sebuah gema.
Arsen menoleh perlahan, dan tatapan mereka bertemu.
Tasya sontak terdiam.
Ada sesuatu pada tatapan itu—ketenangan yang tidak dibuat-buat, kehangatan yang tidak ia mengerti, dan rasa akrab yang menusuk hingga ke dada. Seolah seseorang di dalam dirinya mengenal mata itu jauh lebih baik daripada dirinya sendiri.
“Bagaimana keadaanmu?” tanya Arsen lembut.
Tasya seharusnya menjawab. Tapi ia hanya memandangi pria itu… sampai akhirnya sesuatu bergetar dalam pikirannya.
Sebuah memori muncul.
Bukan kabur. Bukan samar.
Tapi jelas dan hidup—seolah baru terjadi kemarin.
Aroma kopi. Cahaya pagi dari jendela batu besar.Angin laut menggesek tirai tipis.
Arsen duduk di kursi kayu rendah, rambutnya sedikit basah setelah mandi. Ia mengenakan kaos polos berwarna abu-abu, terlihat muda dan lebih santai dari sosok yang berdiri di hadapannya sekarang.
“Tidak usah terlalu pendek,” kata Arsen saat itu, menyilangkan tangan di dada. “Tasya, aku serius. Aku nggak mau model tentara.”
Tasya—versi yang ia lihat dari memori—tertawa, ringan dan tanpa beban. “Oh, jadi kamu maunya tetap kayak pangeran Santorini? Rambut rapi, nggak berani berubah?”
“Tasya…” Arsen memperingatkan.
Tasya menyalakan clipper. BRRRRRRRRR. Bunyi itu memantul di dinding batu rumah. Arsen langsung tegang.