Sudah tiga hari ini gue ke kampus bawa mobil sendiri. Rasanya gue masih perlu waktu untuk benar-benar bisa bertemu dan mengobrol dengan Bani.
Selama ini juga Bani hanya sesekali mengirim pesan sekadar menanyakan keadaan gue.
Dan hari ini, sesuai dengan perkataan gue pada Mahesa dan Sebastian, gue akan menyelesaikan masalah ini sendiri. Menyelesaikan masalah dengan cara bertemu Kia terlebih dahulu.
"Hai, Yoona," sapa Kia begitu menemui gue di kafe.
Gue hanya membalasnya dengan tersenyum, namun sedikit terkejut melihat bibir Kia yang terlihat sedikit pucat walaupun sudah ia tutupi dengan liptint-nya.
"Kamu... lagi sakit, Kak?" tanya gue ragu.
Kia sedikit tersentak, lalu tersenyum. "Ya gini lah, lagi kurang enak badan aja. Emang keliatan banget, ya?" tanyanya.
Gue hanya mengangguk, lalu membiarkan Kia memesan minum dulu.
"Btw maaf banget ya, Yoona. Aku gak bisa lama-lama, lagi ada perlu soalnya," tutur Kia. "Mungkin, langsung aja kali ya. Tumben nih kamu ajak aku ketemuan gini, nggak sama Bani lagi. Ada apa?"
Gue jadi sedikit kikuk mendengar Kia yang bertanya langsung seperti itu.
Gue berdeham sebentar sebelum menjawab pertanyaan Kia. "Sebenernya aku mau tanya nih, Kak."
"Tanya apa?" respon Kia langsung.
Gue menggigit bibir bawah dengan ragu. Mungkin karena terlalu kentara sekali kalau gue tengah gugup, akhirnya Kia memegang pelan tangan gue sambil tersenyum dan mengangguk menyuruh melanjutkan.
"Tiga hari yang lalu... Bani menemui Kak Kia nggak? Maaf nih kalau aku lancang nanya kayak gini."
Dan Kia malah tertawa ringan setelah mendengar ucapan gue. "Kamu mau nanya kayak gini aja keliatannya ragu banget. Santai aja kali," serunya mencairkan suasana, membuat gue jadi ikut tersenyum. "Iya, Bani ada ketemu aku tiga hari yang lalu. Kenapa?" tanyanya balik.
Oke, ternyata benar dugaan gue. Bani memang pergi menemui Kia tiga hari yang lalu.
"Sebenernya tiga hari yang lalu, Bani lagi pergi sama aku, Kak. Dan dia ninggalin aku, setelah mendapat telepon dari Kak Kia."
Dan ucapan gue berhasil membuat Kia langsung membelalakkan mata tak percaya. "Eh, ini serius?"
Gue mengangguk sebagai jawaban.
Kia langsung menegakkan duduknya. "Eh serius nih, Yoona. Sebelumnya aku minta maaf banget karna aku gak tau kalau hari itu kamu lagi pergi sama Bani," jelasnya menggebu-gebu. "waktu itu... waktu itu aku benar-benar lagi di posisi mendesak banget, sorry kalau aku gak bisa jelasin kenapa. Tapi yang jelas, aku gak bermaksud bikin Bani jadi ninggalin kamu. Aku malah langsung menyuruhnya menemuiku dan malah lupa buat nanya keberadaan Bani terlebih dahulu. Maaf banget, ya."
Gue hanya tersenyum simpul menanggapinya.
"Kamu... marah sama Bani? Atau sama aku?" tanya Kia ragu.