Pesan terakhir yang dikirim oleh Rin untuk ibunya.
“Aku tidak tahu kapan kita akan bertemu kembali. Aku belum siap untuk bertemu dengan Mama. Hari ini aku berangkat ke London. Aku akan melanjutkan pendidikan di sana. Aku harap kita akan bertemu lagi nanti Ma. Ingat selalu kalau aku putri Mama dan Mama selalu orang tuaku. Mulai sekarang aku ingin Mama untuk kembali bahagia. Mama harus mencari laki-laki yang baik, mulai hidup yang baik dari awal dan melupakan semua yang sudah terjadi. Aku sendiri mungkin akan jarang untuk kembali ke Indonesia karena Andrew akan pindah untuk tinggal di Singapura dan Papa juga di Singapura selamanya. Jadi, aku akan sering untuk pulang ke Singapura. Rin sayang Mama dan selalu sayang Mama. Rin sudah melupakan semua kecewa Rin pada Mama. Rin sayang Mama dan Mama harus bahagia. Harus pokonya. Rin cinta Mama. Love you my precious flower.”
Ny. Ramida tidak membalas pesan Rin sama sekali hari itu. Sekarang waktu sudah berlalu. Siapa sangka 3 tahun sudah berjalan dengan banyak hal yang terjadi.
Ny. Rani memberitahu Rin kalau dari 2 tahun yang lalu ibunya sudah kembali ke rumah dan membuka toko kue kembali. Ny. Ramida menikmati hari-harinya sebagai seorang wanita yang sibuk dengan urusan kue dan tokonya. Begitu pun Tuan Jack. Sekarang lebih fokus dengan Rin yang di London. Kalau dulu Tuan Jack sangat fokus dengan pekerjaan sampai sering meninggalkan Rin dan ibunya ke luar negeri dan menyebabkan dirinya kehilangan keluarganya. Maka, sekarang tidak. Walau tidak menikah lagi, tapi Tuan Jack lebih sering mengambil libur dari kantornya untuk pergi ke London menemui Rin. Selain itu hubungan antara Tuan Jack dan Ny. Ramida juga membaik. Mereka sepakat melupakan semua yang sudah terjadi dan ingin lebih fokus pada masa depan Rin saja.
Hubungan Charles dan Rara berjalan dengan baik. Rara belajar bahasa Inggris selama 1 tahun dan kemudian menyusul Charles di London. Sekarang Rara sudah mendapat kerja di London. Cinta yang kuat dari Charles membuat Rara selalu semangat menghadapi hari-harinya. Charles sendiri selama kuliah tidak pernah berhenti menceritakan momen-momen manisnya dengan Rara dengan teman kuliahnya.