Di kelasnya Prof. Hendrawan membagi mereka menjadi beberapa kelompok. Di mana satu kelompok beranggota 3 orang. Andrew sudah yakin kalau anggota kelompoknya pasti Rin dan Charles. Sayangnya Prof. Hendrawan sendiri yang ingin membagi kelompok mereka. Setiap orang harus maju ke depan dan mengambil nomor dalam kotak. Seperti pada aturan biasanya, yang mendapat nomor sama, maka mereka sekelompok.
Mereka sudah mendapat nomor mereka masing-masing dan tinggal mencari anggota kelompok mereka masing-masing. Andrew mendapat nomor 4 dan berharap kalau Rin juga nomor 4. Tapi Rin mendapat nomor 6. Andrew kesal melihat nomor miliknya dan berharap bisa memanipulasi nomor 4 menjadi 6. Rin mendapat kelompoknya, yang beranggotakan Kevin dan Emma. Andrew dan Charles sudah main mata melihat Rin yang satu kelompok dengan Emma. Rin senang mendapat Emma dikelompoknya. Rin memang berencana untuk lebih bersosialisasi lagi dengan teman-teman kuliahnya.
Saat jam istirahat. Andrew tidak makan sama sekali. Ia masih kesal karena tidak sekelompok dengan Rin. Alih- alih menghibur temannya, Charles malah berkata, “Kau lebih baik anggotamu ada Roby dan Lily. Mereka lumayan pintar. Sementara kelompokku, ada Susi dan Angel. Mereka berdua bodoh. Ditambah lagi mereka semua wanita, hanya aku laki-lakinya. Ditambah lagi aku mendapat tugas membuat desain interior 3D untuk dapur. Sangat sulit dan waktunya hanya 2 bulan. Bisa gila aku.” Mendengar ucapan Charles membuat Andrew tambah kesal. Andrew pergi meninggalkan Charles yang sedang makan begitu saja. “Andrew! Andrew! Mau ke mana kau? Dasar kau. Cemburuan saja,” ucap Charles yang memanyunkan bibirnya.
Rin berkumpul bersama Kevin dan Emma di koridor. Mereka membahas soal tugas kelompok mereka. Kelompok Rin mendapat tugas membuat desain interior 3D ruang keluarga. Kevin mengajak Emma dan Rin untuk pergi jalan-jalan mencari inspirasi tugas mereka akhir pekan. Jadwal Rin kosong akhir pekan ini. Jadi, dia bisa pergi bersama Kevin. Tetapi, Emma tidak bisa ikut. Dia memiliki rencana rekreasi bersama orang tuanya.
“Rin, ayo pulang,” ajak Andrew yang datang tiba-tiba.
“Kami belum selesai bicara,” sahut Kevin.
“Kau lanjutkan bicara dengan Emma ya Vin. Aku harus pulang sekarang dengan Andrew. Sampai jumpa,” ucap Rin menarik tangan Andrew.
Rin tahu suasana hati Andrew tidak baik karena masalah kelompok. Selama perjalanan Andrew diam saja. Perasaan Rin jadi tidak tenang melihat Andrew seperti itu. Rin memulai pembicaraan yang mengajak Andrew untuk jalan-jalan besok.
“Aku tidak bisa besok. Papa mau aku bertemu dengan paman. Bagaimana kalau akhir pekan,” jawab Andrew.