Rin berdiri dalam kamar mandi wanita. Menyandarkan badannya di dinding dan tangan yang dilipat di dada. Wajah Rin terlihat datar, matanya tidak berhenti melihat ke arah cermin yang sebenarnya dia memperhatikan pantulan pintu toilet di sebelahnya.
Saat pintu toilet itu terbuka, yang keluar dari sana adalah Lisa. Dia terkejut melihat Rin. Lisa berjalan perlahan menuju wastafel dan mencuci tangannya. Lisa sangat gugup karena Rin memperhatikannya terus. Dia memutuskan untuk segera keluar dari kamar mandi. “Kau akan pergi tanpa bertanya kenapa aku memperhatikanmu?,” tanya Rin yang berjalan menghampiri Lisa.
“Maaf, Kak Rin. Aku rasa kita tidak memiliki masalah,” jawab Lisa yang mulai merasa takut.
“Kita memang tidak ada masalah. Tetapi, kau sudah mencari masalah dengan orang yang sangat aku sayangi,” ujar Rin dengan senyum sinis.
"Aku ada kelas sebentar lagi. Aku pergi dulu.” Berbalik pergi.
“Tunggu!” menarik tangan Lisa.
“Ada apa Kak? Aku harus segera pergi.” Menundukkan kepala.
Rin menarik kerah kemeja Lisa. Dia menyudutkan Lisa di dinding kamar mandi. Menatapnya dengan sangat marah. Lisa terlihat sangat takut dengan Rin. Dia tidak berani melawan Rin sedikit pun.
“Aku tidak suka basa-basi. Apa yang kau lakukan pada Charles? Kau tahu dia tidak hanya sepupu bagiku. Tetapi, dia adalah saudaraku. Tidak ada yang boleh menyakitinya. Apalagi kau. Kenapa kau membuatnya menangis? Hah! Kau tahu dia tidak pernah menangis karena wanita dan kau sangat berani membuatnya menangis.”
“Aku ....”
“Jawab aku Lisa! Jangan hanya diam dan menangis seperti ini.” Semakin menarik kerah baju Lisa.
Lisa menangis, tak berani menjawab Rin. Rin bicara dengan nada kasar meminta Lisa untuk menjawabnya. Lisa tetap saja menangis. Rin semakin kesal dengan Lisa.
“Tolong! Lepaskan tanganmu dulu. Aku sulit bernafas rasanya,” pinta Lisa.
Beberapa minggu yang lalu
Hari ini Charles bersiap-siap. Dia berdandan sangat rapi. Charles ingin mengajak Lisa berjalan-jalan di Mall.
Lisa menunggu di depan rumahnya. Dia sudah menunggu selama 15 menit, tapi Charles belum sampai juga. Lisa berpikir jalanan macet. Jadi, Charles pasti terlambat menjemputnya. Setelah hampir 1 jam menunggu. Lisa masuk ke rumahnya lagi. Dia mulai berpikir kalau Charles lupa dengan janji mereka untuk jalan-jalan hari ini. Namun, Lisa tetap berusaha berpikir positif. Dia berusaha menghilangkan pikiran negatifnya.
Malam harinya Charles menghubungi Lisa. Dia mengirim pesan melalui LINE.
MY💚GUITAR: “Lisa, maaf. Aku lupa memberitahumu. Aku sudah dalam perjalanan tadi siang. Tetapi, klub menelefonku kalau ada urusan mendesak di klub. Aku benar-benar minta maaf. Terus aku lupa memberitahumu.”
LISATAR: “Tidak apa-apa. Kau pasti sibuk. Istirahat ya. Jangan banyak bermain game. Aku sayang.”
MY💚GUITAR: “Terima kasih sudah memaafkanku.”
Lisa menutup ponselnya dan tidak membalas lagi pesan Charles. Dia mengambil gitar dan memainkannya.