Beberapa hari kemudian di kantin. Charles menceritakan kepada Rin kalau Lisa mengajak dirinya untuk bicara baik-baik mengenai hubungan mereka. Tetapi, keputusan Lisa tetap sama. Dia ingin hubungannya berhenti dengan Charles.
Charles mencurahkan semua isi hatinya pada Rin. Dia bingung bagaimana baiknya untuk masalanya. Di satu sisi Charles sedih harus putus dengan Lisa dan di satu sisi, dia mengerti kalau Lisa mengambil keputusan ini untuk dirinya sendiri.
Rin tahu bagaimana perasaan Charles. Keputusan Lisa tidak hanya membuat Charles yang sedih, tapi Lisa juga sedih. Bahkan yang paling sedih adalah Lisa dalam hal ini. Rin berusaha menjelaskan kepada Charles yang sebaiknya dia lakukan. Rin meminta Charles untuk tidak terus terpuruk. Kalau Lisa saja kuat menghadapinya, kenapa Charles tidak.
“Lisa berani mengorbankan hubungan kalian demi dirimu, bukan orang lain. Jadi, pengorbanannya tidak boleh sia-sia. Kau harus fokus dengan waktumu. Manfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin,” kata Rin.
“Ini berat Rin. Sangat berat.”
“Mmm, aku tahu. Kalau ini berat untukmu. Bagaimana dengan Lisa? Kau pikir dia bahagia, tertawa, dan tersenyum. Kau lihat sana. Dia juga sedih. Cobalah berpikir rasional Charles.”
Charles diam beberapa saat dan Rin terus memandanginya.
“Oke ... aku akan mencobanya. Aku akan melakukan yang terbaik, aku akan fokus dengan kuliahku, aku terus berusaha tanpa menyerah.”
“Bagus, itu baru Charles Rimawan. Aku suka Charles yang seperti ini. Sini aku peluk!”
“Sebentar saja. Nanti aku tidak bisa nafas.”
“Oke.” Memeluk Charles.
Charles tidak tahan dipeluk oleh Rin. Setiap Rin memeluk Charles, Rin pasti sangat erat memeluk Charles. Itu membuat Charles tidak bisa bernafas.
“Berhenti Rin! Aku tidak bisa nafas. Berhenti!” berusaha melepaskan pelukan Rin.