Memories

Nany Parker
Chapter #21

Chapter 21: Memories

Saat candle light dinner bersama Andrew dan Charles, Rin mendapatkan kembali ingatannya. Ia ingat kalau antara dia dengan Andrew bukanlah teman, melainkan pacaran. Dia ingat kalau anniversary ke-4 bukanlah untuk hubungan pertemanan mereka, melainkan itu adalah anniversary ke-4 tahun hubungan dirinya dengan Andrew.

Rin menangis di tangga sendirian waktu itu karena dia sangat sedih telah melupakan orang yang sangat dia cintai. Dia melupakan seluruh kenangannya dengan Andrew. Rin ingat semuanya karena saat makan malam waktu itu Andrew mengucapkan sebuah kalimat “Aku tidak romantis.” Kalimat itu adalah kalimat yang terngiang-ngiang saat kepala Rin sakit beberapa hari sebelumnya. Rin tiba-tiba sadar kalau suara yang terngiang-ngiang itu adalah suara Andrew dan semua kenangan mereka muncul kembali dalam kepala Rin.

Kemudian keesokan harinya Rin menceritakan semuanya kepada Charles. Rin meminta Charles untuk tidak memberitahu siapa pun kalau dia sudah ingat tentang hubungannya dengan Andrew. Awalnya Charles ragu untuk membantu Rin, tapi Rin sangat memohon kepada Charles, kalau bukan Charles, tidak ada lagi yang bisa membantunya. Akhirnya Charles berjanji tidak akan menceritakan kepada siapa pun soal keadaan Rin.

Dari saat itu Rin mulai berusaha untuk mendapatkan kembali kenangannya yang hilang dengan bantuan Charles. Rin mencari tahu semua tentang dirinya satu persatu, dia mendatangi tempat yang sering ia datangi dulu, melakukan aktivitas yang sering dia lakukan, dan dia juga mengambil barang-barang miliknya dulu yang ada di gudang rumahnya. Rin melakukan semua dengan bantuan Charles. Charles yang menceritakan bagaimana Rin dulunya. Tingkah Rin di sekolah sampai kebiasaan-kebiasaan Rin dan tingkah laku baik dan buruk Rin.

Semuanya membutuhkan waktu. Rin berusaha sangat keras untuk mengingat kembali semuanya. Rin juga mengunjungi dokter yang dulu merawatnya saat kecelakaan. Rin ditemani Charles berkonsultasi dengan dokter tersebut. Dari dokter itu juga Rin tahu kalau dari awal ibunya, Ny. Ramida memang tidak mau Rin mendapatkan kembali ingatannya. Dokter pernah menawarkan kepada Ny. Ramida agar Rin mengikuti terapi untuk membantunya mendapatkan ingatannya, tapi Ny. Ramida menolak. Dia ingin semuanya berjalan sesuai takdir Rin sendiri.

“Charles, kenapa mama mau aku tidak ingat apa pun? Pantas saja selama ini mama selalu bilang agar aku tidak memaksakan diri untuk mengingat semuanya,” ujar Rin yang bicara dengan Charles.

Charles mulai menceritakan kepada Rin kalau selama ini Ny. Ramida yang merencanakan semuanya. Ny. Ramida memberitahu kepada Charles dan Andrew keadaan Rin pasca setelah kecelakaan. Ny. Ramida meminta Charles dan Andrew untuk tidak memberitahu Rin bagaimana pribadinya selama ini. Bahkan Ny. Ramida melarang Andrew untuk memberitahu kalau mereka berpacaran. Ny. Ramida tidak ingin Rin mengingat apa pun tentang masa lalunya. Selain itu, Ny. Ramida juga meminta Prof. Hendrawan untuk tidak memaksakan Rin dalam kuliahnya dan Prof. Hendrawan juga harus memberitahu keadaan Rin kepada semua temannya. Itulah alasan kenapa selama ini Christina, Emily, Rara dan teman-teman yang lain tidak pernah sedikit pun mengungkit soal Rin di kampus.

Rin kecewa dengan ibunya. Tidak menyangka ibunya melakukan hal seperti itu kepadanya. Rin menjadi emosi dan merasa tidak terima dengan perilaku ibunya. Dia sampai tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaan sangat kecewanya terhadap ibunya.

“Aku tahu kau marah dengan bibi. Tapi kau juga harus mengerti bagaimana perasaan bibi sebagai seorang ibu. Kau sangat nakal dulu, jarang masuk sekolah, suka berkelahi, sering pulang malam dan bermain di klub. Untung saja kau pintar, sekolah tidak bisa kehilangan murid berprestasi,” jelas Charles untuk menyadarkan Rin kalau Ny. Ramida melakukan semua ini untuknya.

“Pantas saja semua barang-barangku dan pakaianku di taruh di gudang. Mama tidak mau aku kembali seperti dulu. Dia tetap salah Charles! Mama sudah berusaha membuat pribadi yang lain dalam diriku.”

“Lebih baik kau tenang dulu Rin. Pikirkan lagi secara baik-baik. Seperti inilah Rin Rylee yang sebenarnya. Cepat emosi dan tidak mau berpikir baik-baik.”

Rin berpikir selama beberapa hari. Dia memperhatikan kebahagiaan ibunya, bisa menghabiskan waktu bersamanya. Perlahan-lahan Rin paham, dia sudah salah selama ini. Perilaku buruknya menjadi beban untuk ibunya. Ibunya harus menghadapi kritikan orang karena tingkah buruk Rin.

Lihat selengkapnya