Charles mengirim pesan pada Rin yang berisi keberadaan Andrew. Rin segera menyusul Andrew yang berada di klub gitar. Andrew memainkan gitar dengan nada yang tidak jelas. Wajahnya terlihat datar dan tak bersemangat.
Rin yang sudah di depan pintu klub ragu untuk masuk. Dia memperhatikan Andrew yang duduk melamun sambil memainkan gitar ditangannya.
“Masuklah Rin. Tidak akan selesai kalau tidak dijelaskan,” bisik Charles pada Rin.
Rin masih ragu untuk masuk sampai akhirnya Charles yang membuka pintu dan mendorong tubuh Rin masuk dalam ruangan. Rin berbalik melihat Charles. Charles menganggukkan kepalanya, memberi tanda pada Rin kalau dia harus melakukannya.
Rin berjalan perlahan mendekati Andrew. Dia duduk di sebelah Andrew dan memegang pundak Andrew. “Winnie, ayo bicara padaku,” pinta Rin. Andrew meletakkan gitar dan menatap Rin sejenak. “Tadi malam aku memikirkanmu. Aku berpikir dan berusaha merangkai kalimat yang bagus untuk kusampaikan padamu Rin,” ucap Andrew.
“Andrew, aku … aku tahu kau sangat terkejut.”
“Kapan?”
“Saat aku mengundangmu makan malam. Di mana aku menggunakan gaun putih. Candle Light Dinner.”
“Itu sangat lama. Berbulan-bulan yang lalu.”
“Maafkan aku. Aku butuh waktu untuk benar-benar mendapatkan semua ingatanku. Aku butuh proses yang panjang agar aku ingat semuanya.”
“Dan kau tidak memberitahuku untuk memberi aku kejutan?”
“Tidak! Bukan itu maksudku. Aku ingin memberitahumu awal-awal, tapi aku terlalu gundah-gulana memikirkan banyak hal. Ada keluargaku dan ada yang lainnya.”
“Aku bingung Rin. Perasaanku bercampur rasanya. Aku merasa kecewa, tapi aku juga senang kau ingat semuanya lagi.”
“Aku mengerti perasaanmu Winnie.”
“Rin cukup dengan memanggilku Winnie.”
“Aku suka Winnie The Pooh dan kau adalah Winnieku.” Berusaha menghibur Andrew.
Andrew memeluk Rin dengan erat. Andrew sangat bahagia akhirnya Rin dapat mengingat kembali soal hubungan mereka. Walau pun ada sedikir rasa kecewa dari Andrew karena dari awal Rin tidak memberitahunya.
Charles yang tetap berdiri di depan pintu sangat senang melihat Rin dan Andrew yang akhirnya dapat menyelesaikan masalah mereka. Saking senangnya Charles jadi ikut senyum-senyum sendiri. Emma dan Rara menghampiri Charles yang sedang senyum-senyum sendiri. “WOI! Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” tanya Rara sambil memukul kepala Charles.
“Itu karena dia melihat Rin dan Andrew yang sedang pelukan di dalam,” jawab Emma.
Rara melihat ke arah pintu dan dia terkejut melihat Rin yang berpelukan dengan Andrew. “Astaganaga. Sudah tahu pintunya transparan, kenapa pula dia harus pelukan di situ. Ada-ada saja mereka,” kata Rara.