Rin kembali dari liburannya 1 minggu yang lalu. Selama liburan, Rin menenangkan pikirannya. Dia melakukan hal yang positif dan membuatnya bahagia. Tapi, dia tetap menolak untuk bicara dengan ibunya. Bahkan, dia tidak tahu apa kabar ibunya sekarang.
Rin tinggal di apartemen ayahnya. Tuan Jack tidak bisa menemani Rin tinggal di Indonesia karena pekerjaannya di Singapura. Dia hanya memperkerjakan asisten rumah tangga untuk Rin dan memberikan satu mobil kalau Rin ingin keluar jalan-jalan.
Hari ini Rin masuk kuliah kembali. Di depan apartemennya, Andrew dan Charles sudah siap menunggu Rin untuk berangkat ke kampus. Dalam perjalanan mereka membahas soal magang mereka. Rin tidak tahu harus magang di mana, tapi dirinya berencana untuk magang di Singapura agar bisa bersama ayahnya.
“Hai teman-temanku!” sapa Rin pada dengan teman-temanya yang lagi berkumpul di kantin.
“Hai Rin. Mana Winniemu dan Charles?” tanya Emily.
“Mereka ada kelas,” sahut Rin yang duduk.
“Lihat! Itu Emma dan Kevin. Mereka masih pacaran ya?” Tanya Rara
“Tidak! Mereka tidak pernah pacaran. Kevin suka atau tidak dengan Emma saja kita tidak tahu,” jawab Rin.
“Iya juga si,” sahut Rara.
Kevin menemani Emma yang belajar, Kevin bertanya soal beasiswa Emma untuk berkuliah di Praha. “Pendaftaran belum buka. Nanti selesai magang baru buka. Aku akan bilang hasilnya nanti,” kata Emma.
Kevin terus memperhatikan Emma yang belajar. Matanya menunjukkan kalau Kevin memiliki sesuatu untuk di katakana kepada Emma, tapi dirinya ragu untuk menyampaikannya. “Aku ke kantin untuk beli minuman. Nanti ke sini lagi,” pamit Kevin.
“Iya. Hati-hati,” sahut Emma tersenyum.
Rin keluar dari kamar mandi kantin sambil menguncir rambutnya dan juga merenggangkan otot lehernya. Rin berjalan menuju meja Lisa yang sedang makan bersama teman-temannya. Rin menghampiri Lisa, menarik kerah baju Lisa dan langsung menamparnya. Semua orang di kantin jadi terkejut dengan aksi Rin.
“Apa yang kau lakukan?” bentak Lisa yang marah kepada Rin karena menamparnya.
"Apa yang kau katakana di toilet tadi? Kau pikir aku tidak mendengarnya. Ulangi kata-katamu di toilet tadi saat bicara tentang sepupuku dengan temanmu itu,” pinta Rin yang menarik kerah baju Lisa lebih kencang.