Seorang wanita berhijab tampak berjalan gontai menuruni tangga. Make up tipis dengan lipstik natural memperlihatkan warna asli bibir mungilnya yang merah. Parasnya yang cantik dengan lesung pipi dikedua sisi dan dagu yang lancip ditambah mata yang lebar dengan bola mata coklat dibalut dengan jilbab kuning tua membuatnya tetap terlihat menawan meski dengan keadaan yang kurang baik.
Wanita cantik ini bernama Melati Putih Hastari, putri kedua dari pasangan H. Abdul Rahman dan Hj. Fajri Astuti. Meski namanya Melati Putih, namun Mel begitu panggilannya lebih menyukai mawar Putih.
Saat ini Melati telah berusia 28 tahun lulusan S2 bisnis management disalah satu Universitas Negri di Jakarta. Mel memiliki bisnis Butik Muslim yang sudah digelutinya sejak masih menempuh pendidikan S1 di Bandung. Saat ini Mel memiliki dua cabang Butik di Jakarta dan Bandung. Mel rencananya akan membuka satu cabang lagi didaerah pusat kota Jakarta.
Menggeluti bisnis busana muslim berawal dari hobinya yang gemar menggambar sketsa busana. Awalnya Mel hanya iseng dan menjadikannya sebagai hobi biasa saja. Tapi karena ada teman kuliah yang menawarkan dirinya untuk mendisain butik saudaranya, Mel mulai menyalurkan hobinya itu dan menjadikannya sebuah karya.
Dua tahun bekerja dengan orang membuat Mel memiliki pengalaman yang cukup untuk menjalankan bisnisnya sendiri. Pada akhirnya Mel berhasil membangun bisnisnya dan karyanya banyak disukai orang. Mel sangat bersyukur atas rezki yang diberikan Allah.
Melati berasal dari keluarga yang sederhana namun kehidupannya serba berkecukupan. Kedua orang tuanya memiliki usaha rumah makan Sunda yang cukup ramai dan terkenal di area kota Bandung. Pendidikan Melati sampai jenjang S2 semua dia dapatkan dari beasiswa karena Mel memang anak yang cerdas.
Mel memiliki kakak perempuan kandung bernama Dahlia Arum Hastari. Putri pertama Abdul Rahman ini juga putri yang sangat pandai. Dahlia mendapat beasiswa di Kanada dan telah berkerja disana setelah menyelesaikan pendidikan Magisternya. Dahlia memang hanya akan pulang jika ada acara keluarga atau hari raya saja.
Pagi ink Melati terlihat begitu lelah dan tidak bersemangat. Langkahnya terlihat sangat lelah dan tubuhnya tampak terlihat lemas. Perlahan Mel berjalan menuju dapur dan membuka kulkas kemudian mengambil sebotol air meneral. Mel kembali menutup lemari pendingin dan berjalan menuju kursi dengan membawa botol kaca berisi air mineral.
"Pagi bun" sapa Mel cantik kemudian mencium pipi kanan wanita paru baya yang sedang sibuk menyiapkan makanan dimeja makan yang bergabung dengan dapur.
"Pagi sayang" jawab wanita tesebut tanpa menolah dengan tetap fokus menjalankan aktivitasnya. Wanita itu membalas ciuman Mel dengan mendorongkan pipi kanannya agar Mel dapat mudah menciumnya. Mencium bundanya adalah rutinitas pagi yang selalu Mel lakukan. Jadi bunda sangat paham dan tahu kebiasaan putrinya itu.
Mel duduk dikursi makan dan meletakkan tas jinjingnya dikursi sebelah kanannya. Mel membuka tutup botol air mineral tersebut dan langsung meneguk sebotol minuman yang telah diambil dari kulkas.
"Kamu kenapa sayang ? kok lemes banget ?" tanya Bunda Mel sedikit cemas melihat putrinya yang tidak bersemangat. Meski kedua tangannya sibuk menghidangkan sarapan tapi matanya tetap bisa menangkap ekspresi wajah putrinya yang begitu tak bersemangat.
"Gak tau Bun, beberapa hari ini Mel lemes banget dan badan Mel juga sakit semua" Mel meletakkan botol minum diatas meja dan menyandarkan badannya disandaran kursi makan kemudian memukul-mukul bahunya dengan tangan kanan yang dikepalkan.
"Apa perlu aku antar kamu kedokter ?" suara seoang pria yang muncul dari ruang keluarga mengejutkan. Mel langsung mengangkat tubuhnya dari sandaran kursi dan menoleh kearah sumber suara.
Sosok pria dengan tubuh atletis dan wajah oval serta kulit sawo matang khas pria Indonesia muncul dari ruang tamu dan berjalan mendekat menuju ruang makan dimana Melati dan bundanya berada.
Pria tampan berusia 30 tahun ini bernama Arya Pradja Kusuma, putra kedua dari Heru Suryo Kusuma seorang pengusaha property terkenal di Jakarta. Arya adalah sahabat dari Melati. Mereka pertama kali bertemu saat masih duduk dibangku SMA. Saat itu Arya adalah kakak kelas satu tingkat diatas Melati. Namun karna mereka sama- sama anggota OSIS, membuat mereka sering bertemu dan berdiskusi.
Arya menyelesaikan SMA dan S1 nya di Bandung dan tinggal bersama neneknya. Orang tua Arya saat itu sangat sibuk mengembangkan bisnis mereka sehingga sering pergi keluar Negri. Jadi Arya memutuskan menyelesaikan pendidikan di Bandung sampai S1 karena merasa kesepian di Jakarta jika harus tinggal bersama kakaknya yang saat itu sangat sibuk dengan pendidikannya.