Tampak siluet pria berbadan kekar dan tinggi. Pria tersebut menghadap jendela kaca besar dengan horden terbuka tidak terlalu lebar. Pria tersebut memandang dari atas hiruk pikuk kota dari sebuah gedung apartemen. Saat itu langit tampak mendung dan mulai turun rintik hujan. Kendaraan dibawah sana terlihat lalu-lalang ditengah gerimis yang mengguyur kota.
Tiba-tiba ponsel pria misterius itu berbunyi. Pria itu mengambil ponsel dari saku celananya dan menempelkan ditelinga kemudian diam sejenak untuk mendengarkan suara disebrang telefon.
"Baiklah. Akan segera ku transfer" pria itu kemudian mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali disaku celana kemudian kembali memandang langit hitam yang mulai turun hujan.
******
Beberapa hardisk eksternal menumpuk diwadah yang tidak terlalu besar. Kertas-kertas berserakan di atas meja. Beberapa cangkir kopi terletak di atas meja dan dua komputer yang masih menyala.
Tampak Will dengan penampilan berantakan. Topi yang selalu dikenakan kini hilang entah kemana sehingga memperlihatkan rambutnya yang hitam klimis. Kacamata tebal yang dipakainya kini sudah bertengger diatas kumis tipisnya. Wajahnya begitu lelah dengan kantung matanya yang menghitam.
Sementra disebelah Will terlihat Ardi sedang fokus mencari sesuatu didalam komputer yang ada dihadapannya. Wajahnya tampak serius, matanya melotot seolah tak berkedip. Meski pekerjaanya kali ini sangat menguras tenaga dan membutuhkan waktu ekstra tidak membuat Ardi terlihat lusuh. Wajahnya selalu terlihat fresh dan lebih tampan jika sedang fokus bekerja. Tidak mandi beberapa hari juga badannya masih tetap wangi.
"Apakah kau menemukan sesuatu ?" tanya Ardi kepada Will dengan tetap fokus pada layar komputer dihadapnnya. Karena tidak mendengar jawaban dari Will yang ada disebelahnya, Ardi menoleh kekiri dimana Will berada. Ardi mengambil nafas berat melihat Will tertidur dengan posisi duduk. Melihat Will yang sedang tidur disaat bertugas membuat Ardi memiliki ide untuk menjahilinya.
Ardi beranjak dari duduknya dan mengambil beberapa lembar bulu kemoceng dan kembali duduk dikursinya. Perlahan Ardi memasukkan buku komoceng kedalam telinga Will. Awalnya Will tidak berekasi apapaun, namun Ardi terus memasukkan bulu sampai lebih dalam. Kali ini Ardi berhasil membuat Will berekasi. Kepalanya bergidik dan bibirnya tersenyum-senyum karena rasa geli pada telinganya. Ardi menarik bulu kemoceng dari telinga Will dan terkekeh kecil. Tapi bulu kemoceng menurut Ardi kurang seru. Akhirnya Ardi mengambil earphone dan memasangkan perlahan ditelinga Will. Kemudian Ardi membuka youtube dan mengetik "BOM".
"Satu, dua, tiga" Ardi menghitung dan sampai hitungan ketiga Ardi mengklik tombol play.
Will terkaget dan meloncat dari duduknya hingga terjatuh dari kursinya membuat earphone yang tercolok di PC komputer lepas. Hal itu membuat Will mulai sadar dan membuka matanya. Will masih belum 100% sadar. Dia menoleh memperhatikan sekitar. Dia melihat Ardi tengah tertawa puas melihatnya jatuh dibawah.
"Hahahaha...." Ardi memegang perutnya tertawa melihat Will tersungkur dilantai. Perlahan Will bangun dan sadar kalau dirinya telah dikerjai Ardi. Will kembali berdiri mengambil kursinya yang terjungkal dan memantapkan kembali posisi duduknya dihapadan layar komputer.
"Bapak. Saya kira beneran bom hirosima." Wajah Will tampak kesal namun dia tidak berani untuk marah. Selain memang Ardi adalah atasannya, dia saat ini juga sedang lalai dalam bertugas.
"Makanya kalau bertugas jangan tidur. Lagipula jika kau lelah kau bisa pulang untuk beristirahat dan tidak usah terlalu memaska. Aku justru khawatir kau akan melewatkan sesuatu yang penting dikomputermu." Ardi kembali fokus pada layar komputernya. Mencari sesuatu yang belum ketemu sejak kemarin.
Will kembali merapikan rambutnya yang acak-acakan dan membenarkan posisi kaca mata yang nyaris berada dipipinya. Setelah merapikan penampilannya Will menoleh kearah Ardi.
"Kenapa ? Apa kau menemukan sesuatu ? Atau kau kesal kepadaku ? Iya aku minta maaf. Aku hanya bercanda walupun sedikit keterlaluan." Ardi meminta maaf tapi tidak memalingkan badan dan wajahnya dari layar komputer. Dia tetap fokus membuka dan memperhatikan beberapa foto pada layar komputernya.
Will kembali menghadap layar komputer dan mulai memegang mouse.
"Tidak pak saya hanya... Tunggu" Will menambah fokus tatapannya setelah menemukan sesuatu pada layar komputernya. Mendengar hal itu Ardi langsung berdiri dibelakang Will dengan ikut fokus pada layar komputer Will.
"Kau menemukan sesutu ?" Ardi fokus pada kursor yang dipindah-pindah oleh Will. Sedangkan Will fokus mengutak-atik sesuatu yang ada dihadapannnya dengan mouse yang dia pegang.
Will mengzoom sebuah foto dengan gambar pepohonan dan beberapa serpihan kendaraan. Foto itu juga menampilkan tas, pecahan kaca, beberapa alat make up yang berserakan serta satu botol minum bewarna putih.