Memories Coffee and Eatery

Lolita Alvianti susintaningrum
Chapter #11

Episode 11

Dewa sedang menekuri laporan keuangan perusahaannya saat Reza meneleponnya.

"Halo, Bro!" Terdengar suara renyah Reza di telepon.

"Halo. Ada apa, Bro?"

"Lo sibuk nggak malam ini?"

"Enggak, kenapa?"

"Hari ini Irene lagi di Jakarta. Meet up yuk. Udah lama nih kita nggak ngumpul personil lengkap."

Dewa terdiam sejenak. Bingung apakah sebaiknya ia menerima ajakan itu atau menolaknya saja.

"Gimana, Bro? Ikut kan?" suara Reza menyela kebingungan Dewa. "Lo udah move on kan dari Irene?"

"Udah lah!" jawab Dewa cepat.

Reza tertawa kecil mendengar elakan Dewa. "Nah ya udah sih ikut aja. Jarang-jarang Irene main ke Jakarta. Santai aja. Atau lo boleh ajak Lola sekalian."

Mengajak Lola ke pertemuan itu, apalagi ada Irene di sana, jelas bukan ide yang bagus. Apalagi Dewa menyadari cara Tara menatap Lola di kafe Z waktu itu. "Ya udah iya deh, nanti gue datang. Jam berapa?"

"Jam enam. Di kafe gue."

"Oke."


***


Dewa : "Hai, sayang! Masih di kantor?"

Lola : "Iya, masih. Kayaknya aku pulang malam. Biasa lah, awal bulan :')"

Dewa : "Semangat ya, sayang. Jangan lupa makan, nanti asam lambung kamu naik loh. Apa mau aku pesenin gofood? Kamu mau makan apa?"


Lola tersenyum membaca pesan penuh perhatian dari pacarnya. Bertahun-tahun lamanya menjomblo setelah putus dari Bara, rasanya menyenangkan sekali mendapat perhatian dari cowok dan hidup nggak kesepian lagi. Memang sih sebelum ini hidup Lola baik-baik saja, namun rasanya hampa dan membosankan. Pintar-pintarnya Lola saja menyembunyikan keadaan dan mengalihkan perhatian pada pekerjaan dan hobinya. Sekarang kehampaan itu telah sirna, diisi sosok Dewa yang ia cintai dan begitu tulus menyayanginya.


Lola : "Gapapa, sayang. Tadi aku sama Ihsan udah beli kok."

Dewa : "Yaah, aku kalah cepet sama anak ingusan itu :("

Lola : "Anak ingusan, dia cuma beda setahun loh sama kita :D Udah ya sayang, aku mau lanjut kerja lagi."

Dewa : "Iya, sayang. Kabarin ya kalau kamu udah sampai kos. I love you :*"

Lola : "Love you too :*"


"Ciyee romantis!"

Senyum di wajah Lola membeku sebelum wajahnya kemudian berubah garang. Ia menoleh ke belakang dan mendapati si Anak Ingusan itu sedang terkekeh-kekeh di belakangnya.

"Kurangajar lo ya ngintip-ngintip chat gue! Nggak sopan tahu!" Lola melayangkan pukulan ke lengan Ihsan.

Ihsan mengaduh pelan tapi masih cengengsan. "Makanya, kalau mau chatting-an sama Ayang di handphone aja, jangan di Whatsapp web. Ya kebaca lah!"

Lola mencibir. "Dasar lo aja yang kepo, sengaja baca-baca chat gue."

Ihsan mencibir. "Senggaknya gue tahu lo ngatain gue anak ingusan diam-diam."

"Emang benar lo anak ingusan," kata Lola cuek sembari lanjut bekerja.


***


Sementara di lain tempat, empat sekawan yang sudah lama tidak bertemu mengobrol seru. Saling membicarakan masa lalu dan berbagi kabar tentang diri masing-masing. Dewa senang sekali bisa kumpul seperti ini lagi dengan teman-teman kuliahnya. Sejak putus dari Irene, Dewa putus kontak pula dengan mereka, dan itu memang sengaja dilakukannya. Ia menenggelamkan diri fokus mengurus kafenya untuk melupakan Irene.

Mulanya Dewa, Reza dan Tara adalah teman sekelas sekaligus satu geng. Hingga kemudian, Dewa berkenalan Irene yang kebetulan kelasnya bersebelahan dengan kelasnya dan mereka jadian tak lama kemudian. Karena berpacaran dengan Dewa, Irene pun otomatis jadi teman Reza dan Tara juga. Terutama Tara yang sangat menyenangi kepribadian Irene. Saat Dewa dan Irene putus, Tara lah yang paling menyayangkan kandasnya hubungan mereka.

"Berapa hari lo di Jakarta?" tanya Tara.

"Dua minggu lah. Seminggu buat persiapan expo, seminggu lagi buat liburan," jawab Irene. "Datang ya ke stand gue!"

"Wih, mantaap..." Reza acung jempol atas pencapaian Tara.

"Kamu apa kabar, Dewa?" tanya Irene pada Dewa yang tak banyak bicara kepadanya. "Aku dengar Memories Coffee and Eatery bangkit lagi ya?"

Dewa tersenyum. "Iya, alhamdulillah."

Lihat selengkapnya