DCT atau kepanjangan dari Dream Come True adalah idol grup yang terbentuk dari trainee-trainee berbakat dari salah satu agensi intertainment terbesar di Korea Selatan generasi terakhir. Mereka terdiri dari 6 idol bernama: Jen sebagai vocal dan visual, JMin sebagai vokal visual, Chen sebagai main vokal, Jisang maknae sebagai rap, vocal juga main dancer, Jun sebagai vokal, dan Sun sebagai main vokal.
Dari semua member, Jun adalah member yang memiliki ciri khas high note jika sedang di atas panggung. Yang ke dua adalah Jen yang memiliki ciri khas penampilan dan suaranya yang ngerock banget, diurutan ke tiga Sun yang ciri khasnya memiliki suara yang unik lebih lembut dari pada yang lain. Lalu yang ke empat, ada JMin yang memiliki ciri khas senyuman yang renyah dan kedipan matanya yang menambah daya tariknya tersendiri membuat para fans terhipnotis, dan suara huskynya ketika ia sedang bernyanyi. Diurutan kelima ada Chen dengan ciri khas swagnya Dan juga suara high notenya seperti Jun, dan yang terakhir si Magnae mereka Jisang yang memiliki keahlian dalam dancenya juga senyuman dengan sebelah bibirnya yang menyungging membuatnya sangat cute sekaligus terkesan cool menjadi satu.
Dan JMin, ya member yang satu ini yang paling ingin ku temui, aku tak tahu mengapa aku begitu mengaguminya. Aku tak sedekat itu dengan idol Korea Selatan siapapun, tapi aku merasa ini kesempatan yang baik bukan? Hari ini, aku tak masuk kuliah juga tak ke kantor, aku sibuk ke swalayan dekat kampus bersama Nabila untuk membeli beberapa oleh-oleh yang bisa dibawa mereka ke Korea Selatan. Dan beberapa alat P3K seperti kassa, obat merah, minyak kayu putih, tensoplas, obat herbal cair dan lain sebagainya.
Waktu cepat sekali berlalu, hari yang panas dan terang berubah menjadi hari yang sedikit dingin dan gelap di musim kemarau ini. Malam telah tiba, dan kami telah bersiap di kost masing-masing. Aku hanya menggunakan gamis hitam seadanya dipadupadankan dengan pasmina warna gold karena ku pikir ini hanya waktu penjemputan, bukan acara jalan-jalannya. Aku menjemput Nabila terlebih dahulu sebelum kami ke bandara Adisucipto.
Ya, Nabila hanya menggunakan Hem warna hitam lengan panjang dipadupadankan dengan celana jins gombrong warna biru navy dan jilbab warna hitam mengkilat. Sungguh kami dua orang yang sederhana dan apa adanya, paling mentok memakai lipteen dan parfum.
Kami menjemput dengan dua mini bus yang sudah disiapkan dari agensi Travel, dan beberapa security mengawal kami dari belakang menggunakan sepeda motor. Mini bus yang kami naiki terkhusus untuk kami dan para member, dan mini bus satunya untuk para staf yang mereka bawa dari Korea Selatan.
"Pak Udin, bisa cepat sedikit nggak, pak? Ini sudah jam 19.00, kita juga mesti persiapan! Jangan sampai mereka yang menunggu kita!" pintaku sedikit meninggikan intonasi suaraku.
"Siap, mbak!" jawab pak Udin, setelahnya menginjak pedal gas mobil lebih dalam dan spedo meter mobil menunjukkan angka di atas rata-rata.
Hanya dalam waktu seperempat jam kami sudah sampai di bandara Adisucipto. Para security menempatkan diri di posisi masing-masing. Aku, Nabila, pak Udin, sopir mini bus satunya siap menjemput DCT di ruang penjemputan bersama 4 security yang lain. Aku melihat ke kanan dan ke kiri dengan takjub sepanjang ruang penjemputan, tak sedikit orang yang menyadari akan kedatangan DCT yang akan berlibur di kota kecilku, mereka adalah para fans DCT yang mungkin sudah menunggu cukup lama berada di sana, hanya untuk melihat dan mengambil foto boyband kebanggaan mereka yang sebentar lagi akan melintasi sepanjang jalan ruang penjemputan. Yang ku harapkan dari mereka hanyalah satu, semoga mereka bisa tertib.
Lumayan lama kami menunggu, akhirnya mereka landing juga, dan kami semua yang menjemput sudah bersiap di pintu masuk. Ketika kami beranjak ke pintu masuk, antusiasme para fans segera terlihat. Ada yang mencoba maju selangkah dari tatanan pagar security, ada yang berteriak-teriak histeris padahal sang idol grup juga belum terlihat, ada saja yang mereka lakukan.
Ya, tak lama setelahnya. Mereka terlihat dari ujung pintu masuk berjalan terburu-buru, para fans semakin bringas mengambil foto, semakin banyak yang berteriak-teriak, semakin mendekat hingga para security kewalahan, tapi aku bersyukur mereka sangat tertib.
Mereka dan kami akhirnya bertemu, sebelum semua meninggalkan bandara, aku pun memperkenalkan diri dengan bahasa Korea, di sini aku benar-benar memperlihatkan betapa aku lancar berbahasa Korea.
"Annyeonghaseyo, namaku Hayya, ini mr. Udin, ini mr. Lanjar dan ini...." kataku terpotong, kuberikan kesempatan pada Nabila untuk memperkenalkan diri. Mereka hanya tersenyum dan mengangguk di balik manajer mereka.
"My name is Nabila, and we are your tourguide during your vacation in here." kata Nabila dengan berbahasa Inggrisnya yang lancar.
"Oh, thank you so much, can we going to the hotel now?"jawab seorang yang kukira itu manajernya.
"Oh oke, come on!" ajak Nabila sambil tangannya mempersilakan para staf dari Korea Selatan jalan dulu dan kamipun berada di depan DCT.
Aku berbicara pada para supir untuk bersiap membawa mobil di depan pintu keluar bandara. Sedikit ada drama, di sana. Saat kami sedang mengawal DCT keluar, beberapa orang remaja perempuan berhasil menembus kerumunan dan keluar dari pagar yang dibuat para security. Alhasil, mereka bisa mengambil foto dari jarak dekat dan mengajak berselfie ria, kamipun yang bukan bagian dari DCT berhasil disingkirkan, meski tak jauh. Ada yang memaksa untuk meminta tanda tangan, walaupun anggota DCT menolak dengan cara halus, tetap mereka memaksa.
Para security mengambil tindakan tegas menyingkirkan mereka semua dengan menarik satu persatu bahu mereka menjauh dari tempat mereka. Kamipun ikut menyingkirkan mereka, ada yang bertindak bandel. Dan mendorongku ke belakang, hingga aku tersungkur dan entah pipiku tiba-tiba tergores benda di salah satu tas milik fans.
"Ash!"
Nabila dan JMin menyadari kalau aku terjatuh. Mereka menghampiriku dan membangunkanku, sementara di sana, kerumunan fans gila telah berhasil diusir oleh para security dan kami melanjutkan perjalanan kami dengan terburu menuju mobil yang sudah di depan pintu keluar bandara.
Dalam perjalanan, kami _aku, Nabila dan DCT_ sempat mengobrol meskipun hanya sebentar. Ya, terlihat sekali JMin mengkhawatirkan luka gores yang ada di pipiku.