Memories In Klaten

Nur Fitria Aziz
Chapter #8

bukit Cinta Watu Prau

Selesai sudah kami semua makan bakso di salah satu warung bakso lesehan di bayat. Kamipun melanjutkan destinasi wisata masih di kecamatan Bayat dan masih di destinasi perbukitan, hanya lima belas menit dari warung bakso. 

Jam tangan yang ku kenakan sudah menunjukkan pukul 12.30 WIB. Matahari masih terik dan haripun kian memanas, ku rasa tidak hanya aku saja yang tubuhnya penuh dengan peluh. Nabila dan DCT masih saja menggunakan kipas untuk mendinginkan tubuh mereka walaupun AC di mobil sudah dibesarkan. Yang ku khawatirkan hanya satu, jangan sampai aku melupakan jam ibadahku, semoga mereka tidak ingin berlama-lama di bukit cinta nantinya.

Oke, gitar yang menganggur di jok paling belakang membuatku gatal ingin memegangnya, sebelum kami sampai di destinasi bukit ke tiga. Ku minta Chen untuk mengambilkan gitar, ah tak lupa aku ucapkan terima kasih padanya. Mmm, kira-kira aku ingin menyanyi apa ya? Mulai dari kunci F G Em Am dan seterusnya, aku sedang memulai untuk intro lagu. Dan sekarang aku mulai menyanyi, kalian tahu aku sedang bahagia, rasanya ini akan menjadi nyata, tapi nyatanya hanya angan-angan. Meskipun tubuh ini lelah dan berpeluh, seakan tak peduli sembari menghilangkan kebosanan. 

Aku menyanyikan lagu 'tiba-tiba cinta datang' yang dipopulerkan oleh Maudy Ayunda termasuk single singer favoritku. Nabila pun mengikutiku bernyanyi di part tengahnya sambil bertepuk tangan, diikuti tepuk tangan dari member DCT. Aku menengok ke belakang sebentar, ya lagi-lagi aku tersenyum dibuat mereka. Mereka tak mengerti apa yang aku nyanyikan, tetapi setidaknya mereka menikmati saat aku bernyanyi meskipun suaraku hancur. Banyak nada yang kepleset, ha-ha-ha sekali lagi aku tak peduli. Saat selesai bernyanyi, semua bertepuk tangan memberikan standing aplouse padaku, hah buatku itu bukan pujian, tapi hinaan. Mereka pikir aku sudah menyanyi dengan benar? Penghinaan.

"Suaramu sangat indah, Noona!" celetuk Sun. 

"Terima kasih." jawabku sambil mempoutkan pipiku.

"How are my voice?" Nabila menimpali.

"Oh of course, your voice very-very beautyfull, Noona." sahut Jen sambil tersenyum memperlihatkan mata segarisnya.

"Ah! Ayoo persiapan turun! Kita sudah sampai di tempat parkir bukit cinta Watu prahu!" semangatku sambil berkemas.

"Nanti di sana kita sebentar saja ya! Karena kita masih harus makan siang dan kami belum melakukan ibadah sholat dhuhur. Oke!" lanjutku.

"Oke!" jawab semua member.

"Ah, thank you so much." jawab kami berdua, aku dan Nabila.

Wisata bukit Cinta Bayat Klaten merupakan wisata baru saja di resmikan pada akhir tahun 2017, bukti cinta yang merupakan sebuah bukit terdapat di daerah Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, bukit ini memiliki luas lahan sekitar 5 hektar, Menjadi nilai tambah dari wisata bukit Cinta Gunung Gajah Bayat ialah lokasinya berada di ketinggian sehingga dapat secara jelas melihat keindahan alam. Tak hanya melihat keindahan daerah Bayat Klaten dari ketinggian, pengunjung berada di lokasi wisata bukit Gunung Gajah Klaten bisa menikmati panorama kawasan perkotaan Klaten dan destinasi wisata Prambanan. Tepat di dasar bukit cinta terdapat batu besar, pengunjung bisa menikmati pesona batu unik tersebut. Menurut masyarakat sekitar batu besar itu memiliki ukuran panjang 30 meter dan lebar 6 meter, orang disana menyebutnya 'watu prau'. 

Menurut cerita legenda masyarakat Bayat, watu prau mulanya berupa perahu yang pernah dinaiki oleh Joko Tuwo ketika melamar Roro Denok. Sesuatu hal besar telah terjadi, perahu tersebut terguling dan pada akhirnya menjadi batu yang amat keras. Lokasi itu pada akhirnya terkenal dengan wisata watu prau Klaten. Namun hingga sekarang batu tersebut tidak lah terawat, rencana dalam waktu dekat, warga sekitar akan memperbaiki batu itu dibuat seperti perahu. Sekarang watu prau masih tertimbun tanah, harapan warga setempat keberadaan batu tersebut akan semakin menarik minat pengunjung datang ke lokasi wisata watuprau Bayat.

Seperti destinasi sebelumnya, kami harus jalan menanjak dulu untuk menuju ke spot bukit yang akan kami tuju. Kali ini tak ada satu pun yang mengeluh, dan terus berjalan. Akhirnya, kami menemukan sebuah gapura bertuliskan selamat datang di 'bukit cinta Watu prahu' dan jalan setapak yang di atasnya dihiasi payung-payung yang diikat dengan tali menggantung juga pemandangan pagar rotan yang berbentuk Love di tepi jalannya. Ya, kami tak lupa untuk mengambil gambar di pintu masuk di setiap destinasi yang kami kunjungi, dan aku didaulat sebagai fotografer terbaik hari ini, jepretan gambarku yang kreatif membuat foto mereka yang sudah keren menjadi nampak tambah keren dengan background view yang menarik. Setelah semua sudah berfoto di pintu masuk, kami semua melanjutkan perjalanan.

Sampai di lokasi, aku meminta mereka untuk bersenang-senang sendiri dan hati-hati. Kali ini aku cukup beristirahat di salah satu gazebo dekat beberapa menara pandang di sana, sembari menjaga tas mereka. Dan Nabilalah yang menggantikan aku menjadi photografer untuk sementara. Ku sandarkan kepalaku pada tepian gazebo, tak terasa aku ketiduran sampai tak tahu kalau Jaemin menghampiriku. 

"Noona, apa kau lelah?" lirihnya.

"Oh JMin-ah! Aku ketiduran? Apa sudah selesai have funnya?" ujarku terkejut dan bingung.

"Maaf aku membangunkanmu." lirihnya dengan tenang.

"Oh tidak apa-apa, seharusnya aku tidak beristirahat, ayo kau butuh orang untuk mengambil gambar?" jawabku sambil beranjak dari tempat duduknya dan tak sengaja aku menggenggam pergelangan tangannya.

"Noona, boleh aku bertanya?"

"Silakan!" ucapku sambil melepas genggamanku seketika aku tersadar dan aku kembali duduk.

"Andai aku merasa cocok dengan seorang wanita, nyaman dengannya walaupun itu baru kenal, apa itu bisa dinamakan jatuh cinta?"

"JMin-ah, aku pernah jatuh cinta, tapi pada akhirnya itu halusinasi, sekadar mengagumi pun aku takut. Aku tidak mau pacaran, akhirnya aku sendiri yang patah. Apa ada seseorang yang sedang kau taksir?"

Lihat selengkapnya