Seperti malam-malam biasanya, Nala bekerja di Toko Cik Wan. Cik Wan merupakan perempuan keturunan Tionghoa yang memiliki sebuah toko sembako. Toko tersebut letaknya tak jauh dari kampus Nala. Membuat Nala mantap untuk bekerja paruh waktu disitu, disela padatnya jadwal dan tugas perkuliahannya.
Pekerjaan Nala bisa dibilang sederhana. Ia hanya perlu datang selepas maghrib dan menjadi kasir di sana hingga jam sembilan, menggantikan kasir lain yang sudah bekerja dari pagi sampai maghrib. Selepas jam sembilan, Nala harus membersihkan toko, sekaligus mengecek barang-barang di toko. Jika ada yang habis, maka Nala harus mencatatnya. Jika ada yang rusak, Nala harus segera memberitahukannya. Setelah selesai mengecek, Nala harus membantu Cik Wan untuk menotal pendapatan yang didapat hari itu. Sehingga Nala baru bisa pulang saat tengah malam.
Pekerjaan sederhana itu berdampak pada upah Nala yang juga sederhana. Ia dibayar per hari, dan paling banyak, sehari ia dapat seratus ribu. Tentu saja uang tersebut kurang, mengingat uang kuliah dan uang kos Nala sama sekali belum dibayar. Namun, Nala tetap bekerja di sana sebab hanya itu cara satu-satunya agar ia tetap bisa makan.
Malam ini, Nala berada di toko bersama Edwin. Salah satu karyawan laki-laki di Toko Cik Wan. Jika malam hari, dan pembeli tidak terlalu banyak, biasanya Edwin hanya akan duduk di balik meja kasir, merebahkan tubuhnya di lemari sambil bermain game online.
"La, saya mau ulang dulu, ya? Saya tidak enak badan." Tiba-tiba saja, suara kecil dari ruangan di belakang meja kasir terdengar. Nala dan Edwin menoleh, mendapati Cik Wan sedang berjalan keluar sambil membawa sebuah kantung kresek.
"Oke, Cik," jawab Nala.
"Jangan diterima kalau ada pembeli pakai uang palsu!" Cik Wan ingin berlalu sebelum perempuan tua itu menyadari sesuatu. "Nih, ada bakso buat kalian berdua. Saya tadi beli karena kepingin, pas sampai di sini kok tidak jadi pengin. Buat kalian saja." Cik Wan meletakkan dua kantung kresek yang dibawanya tadi di atas meja.
Edwin sumringah. "Beneran, Cik? Nanti kami suruh bayar lagi."
"Beneran. Dah makan sana!" Ucap Cik Wan lalu pergi dari tokonya.