Kali ini aku akan menceritakan kisah ku ketika terjadinya gempa Lombok 2018.Hari itu kalo nggk salah Ahad 29 Juli 2018,aku memasang sepatuku,dan bersiap pergi ke madrasah.ya karena aku sekolahnya di pondok pesantren jadi hari Ahad kami tetap masuk liburnya di hari Jum'at.tembok pondok ku bergoyang kaca bergetar.Awalanya itu suara teman-teman yang bercanda namun suara takbir orang-orang disekitar membuat ku reflek untuk berlari.Bumi seakan terbelah ingin menelan.
Rasa kaget masih menghantui tapi kulangkahkan kaki menuju madrasah tercinta.Ku kira itu gempa biasa dan terjadi sekali itu saja namun ketika di madrasah gempa susulan datang dengan tanda tanya ? Ada apa?.
Sura azan takbir memenuhi lapangan madrasah sambil melangkah kan kaki yang terombang-ambing karena gemetar ketakutan.
Kami masih berhusnudzon kepada keadaan,mungkin itu cuma 2 kali tidak ada lagi susulannya.
Dimalam hari kami melakukan aktivitas biasa.mengaji dengan salah satu kitab ulama salaf dalam bidang keilmuan nahwu,siapa yang tidak tahu dengan kitab Mukhtasar jiddan atau populer dengan sebutan Sarah Dahlan, Sarah dari matan jurumiyyah.Pada malam itu kebetulan awal pembukaan kitab dan kalau nggak salah saya yang diamanatkan untuk membaca kitab tersebut oleh ustadz kami.
Setelah membaca.Beliau pun mulai menjelaskan dengan bersiap dihadapan sang papan tulis.Tiba-tiba "gempa we...gempa" suara dari salah seorang dengan suasana seperti kita didorong kedepan oleh seseorang kare posisinya kami duduk orang ngaji,dengan pantat langsung bersentuhan dengan lantai.
"Jangan lari-jangan lari" ucap ustadz karena beliau kira itu cuma satu kali getaran.Ya,memang itu ada satu getaran cuma satu atau dua detik kayaknya namun kembali jarak dua atau tiga detik disusul dengan yang lebih besar dari sebelumnya.
Pas getaran gempa Chet.....listrik mati.Semua berlarian ketengah lapangan lagi karena menghindari benda-benda ataupun puing bangun yang bisa mengenai fisik.
Allahu Akbar.....Allahu Akbar.....suara adzanpun kembali dikumandangkan oleh teman sekaligus kakak kelas.suara besi besi bangunan yang bertabrakan menammbah ngeri suasana.