Saat jarak mulai terasa,
aku buru-buru mencari penjelasan yang paling tidak menyakitkan diriku sendiri.
"Saat hubungan mulai retak, aku memilih percaya bahwa kamulah yang berubah."
Perubahan selalu lebih mudah dituduhkan ke orang lain.
Aku bilang kamu tak lagi sama,
tanpa pernah bertanya:
apakah aku yang berhenti memberi ruang?
"Lebih nyaman menuduh orang lain tak mengerti, daripada mengakui aku tak mau mengalah."
Aku punya arsip di kepalaku.
Kata-katamu yang melukai.
Nada suaramu yang berubah.
Wajahmu yang semakin sering lelah.