VU University Medical Center Amsterdam.
Setahun yang lalu.
Aku memaksa Ihsan dan Manda untuk memperlihatkan case report yang berisi cerita tentang kejadian seminggu yang lalu. Entah kenapa dari tadi mereka terus bolak-balik bertukar tatap—seperti sedang menutupi sesuatu dariku. Aku butuh tahu tentang keadaanku yang sebenarnya. Bagaimana mungkin aku menjalani hari-hari ke depan tanpa memahami apa sebenarnya yang dapat aku lakukan untuk bertahan.
“Berikan case reportnya, aku mohon!” bujukku pada Ihsan yang tengah memegang sebuah map berisi laporan pemeriksaan.
“Sebaiknya kamu istirahat dulu Wid!” jawab Ihsan datar.
“Bagaimana aku bisa tidur? Terakhir aku hanya ingat langit runtuh menghantam tubuhku. Menurut kalian, sebagai seorang dokter, permintaanku ini wajar kan? Setelah apa yang terjadi padaku dan kini aku terbangun di ICU seperti ini? Aku juga seorang dokter, jangan kalian berpura-pura di hadapanku!” desakku.
“Wid, kamu itu masih di ICU. Sebaiknya, setelah keluar dari sini, kita baru akan ajak kamu untuk membahas tentang isi case report itu!” Manda menunjuk map yang dipegang oleh Ihsan.
“Kalian tega dan egois!” aku memalingkan wajah. Apa susahnya mereka memperlihatkan padaku. Agar aku tahu apakah aku perlu bertahan atau tidak.
“Kamu memang kepala batu ya Wid! Untuk kali ini saja, tolong penuhi permintaan kami. Sebentar lagi kamu akan keluar dari ICU. Jika tim dokter di sini tahu kamu nekat membaca case report ini di ICU, tentulah mereka akan marah pada kami dan bukannya ini adalah tindakan melanggar kode etik dokter dan pasiennya?” jelas manda membelai kepalaku lembut.
Perawat ICU yang telah memperhatikan kami sedari tadi meminta Manda dan Ihsan mengikuti langkahnya. Mereka mundur meninggalkanku dan Manda berjalan keluar bersama perawat itu. Entah apa yang akan mereka bicarakan. Namun sepertinya mereka akan meminta tolong si perawat untuk merahasiakan apapun jika aku menanyakannya. Karena mereka memang tahu persis, kalau aku adalah Widuri si kepala batu yang pastinya akan tetap berusaha mencari tahu.
---
“Terus Wid? Selama kamu di ICU berarti kamu nggak tahu apa yang telah terjadi denganmu?” tanya Adit antusias ingin mendengar kelanjutan ceritaku.