Menantimu di ujung rindu

Neya Adjie
Chapter #3

Ta'aruf

Seseorang mendekat, tapi aku tidak tahu dia serius atau tidak.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku kabari orang tuaku dan mereka sangat terkejut ada yang tiba-tiba ingin berta'aruf denganku.

Mereka senang campur bingung, pasalnya keluargaku bukan berasal dari keluarga yang

islami banget. Biasa-biasa saja soal agama, sama dengan orang kebanyakan. Aku dan keluargaku tidak tahu betul bagaimana proses ta'aruf.

Mereka meminta a Robby untuk datang ke rumah, untuk menyampaikan niatnya secara jelas.

“Oke hari minggu aku ke rumah kamu bawa saksi dari pihakku.” Ucap a Robby saat kami bertemu di rumah Windi.

Windi menyerahkan kotak yang di ikat dengan pita warna pink.

“Apaan nih?”

"Nanti bukanya di kosan aja.” Tegas Windi.

“Iya, tapi apaan? dari siapa? kamu kan enggak mungkin sebaik ini haha.”

"Iya emang, ngapain juga ngasih kamu haha” jari telunjuk Windi mengarah kepada a Robby yang sedang mengambil minum di dapur “dari ono noh, abangku.”

“Untuk?”

Sampai pulang Windi tetap tidak memberi tahu alasan a Robby memberi kotak hadiah ini.

Aku pulang menggunakan ojek online yang di pesankan a Robby.

Sesampainya di kamar kos, aku tak sabar ingin segera membuka kotak itu. Tanpa basa-basi langsung ku buka, pita yang tersemat di atas kotak.

Cantik banget kotaknya, jadi enggak tega bukanya, tapi penasaran isinya.

“Hah, dress?” satu set abaya asli Saudi berwarna campuran hitam dan pink, dengan kerudung pasmina berwarna hitam. Sangat cantik dan kalau di pakai pasti menutupi aurat dengan baik.

Aku suka sekali abaya ini, warnanya tidak mencolok, simple tetapi tetap terlihat elegan.

Tapi, untuk apa a Robby memberikan ini?

Satu lembar surat terjatuh saat aku berdiri untuk mencoba abaya ini.

Untuk Putri :

Assalamualaikum,

Ini abaya yang aku beli sudah lama saat awal aku ketemu kamu. Liat abayanya cantik banget, jadi inget kamu. Pasti cantik kalau pakai abaya ini.

Niatnya, ngasih ini sambil ngutarain perasaan, tapi nyaliku ciut waktu Windi bilang, kamu lagi sibuk sama kerjaan baru. Aku enggak mau ganggu kamu.

Jadi aku simpan saja untuk waktu yang pas. Ini hanya hadiah bukan mahar atau pengikat. Aku suka aja abayanya.

Terima ya, tapi kalau tidak suka boleh kamu kasih orang lain tapi jangan di buang.

Waalaikumussalam.

Robby

•••

"Putri bangun atuh geulis. Kan bakalan aya nu dek ngalamar.” Emak membangunkanku dari minpi yang indah.

Lihat selengkapnya