MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #5

MENGHADAPI KENYATAAN

Matahari sudah ditengah langit, bel tanda pulang sekolah berbunyi, satu persatu murid keluar dari sekolah, semua telah pulang, Novia masih berdiam diri disekolah. Kehawatiran berkecamuk dalam pikiran Novia, rasa takut untuk pulang melanda, kesalahan yang dihadapi kali ini terlalu besar.

Raut takut, dalam pikiran Novia berkecamuk. “Apa aku harus pulang?! Kalau aku pulang, pasti bapak akan menghajarku, karena dengar berita buruk ini.“

Tiba-tiba ada yang menegurnya, suara itu dari arah belakang. “Ngapain disini!”

Bebalik balik badan, Novia kikiu melihat siswa itu. “Dwi?!”

Ddwi bernada tinggi. “Masih disini … Harusnya kan kau pulang!”

Novia terdiam, wajah lurus kedepan, mata tertunduk.

Dwi memahami bahasa tubuh Novia. “Heeehhh, dasar payah, ngapain takut pulang, kamu kan tidak melakukannya malah sudah disumpah tadi, dsar penakut, kamu tidak salah nagapain takut!“

Dengan nada setengah takut, Novia menyaut. “Apa mereka akan percaya kalau aku bukan pelakunya.“

Dwi melipat tangan didada, melirik sinis. “Itu tandanya kau yang melakukannya, kalu tidak ngapain takut, malah santai dong, tampang santai itu tanda tidak salah.“

Novia bengong, menatap Dwi.

Dwi meyakinkan Novia dengan sedikit mengancam. “Pakai bengong lagi! Kelamaan mikir! Keburu ada yang ngadu berlebihan.“

Mendengar itu Novia terkesiap. “Siapa yang akan ngadu berlebihan?”

Dwi dengan tatapan tegas. “Pastinya bukan aku, yang tahu dan dekat dengan kamu lah, yang selalu iri sama kamu dan mau menghancurkan nama baik kamu.“

Novia jadi penasaran. “Siapa dia, apa Ratih ?! dia kan tidak tahu masalah ini.“

Dwi menghela nafas, “ Apa kamu tidak mikir … Anak balita bisa berbuat tidak baik kalau tidak diajari, aku yakin bukan kamu, aku curiga hanya pada dua orang.“

Setelah Novia berpikir beberapa lama. “Apa Cika dan Cica ?! selama ini hanya mereka yang selalu dekat dengan Ratih, tapi apa benar mereka bisa sejahat itu kelihatannya selama ini baik?!“

Lihat selengkapnya