MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #8

MENGHADAPI KENYATAAN LAGI

Novia telah didaftarkan di SMP Negeri 4 Pupuan dan semua yang terdaftar disana mengisi administrasi murid, yang menyebalkan beberpa musuhya satu sekolah dengannya. Arini, Cica, Adrianto, Jodi dan Warsadi, orang-orang selalu membulinya hingga cacat fisik dan merusak karakter Novia, yang menyebalkan Novia harus sekelas dengan musuh besarnya, Warsadi dan Jodi.

Sisanya adalah murid dari sekolah lain, ada yang baik sifatnya ada yang judes dan ada juga yang suka usil, yang menyenangkan para guru di SMP itu berkeadilan, yang salah dihukum dan yang tidak salah di bela. Murid yang kemapuan dibawah rata-rata dibantu dalam belajar dan dibimbing hingga bisa, tidak saat SD wali kelasnya sangat kejam, sedangkan wali kelasnya sekarang tegas, itu yang Novia suka.

Ada yang menyebalkan tapi lucu seperti gengnya dari desa Galiukir, yaitu Mahardika Putra, Leo , Yogi Arta dan Tampan Adi Putra mereka selalu usil. Kadang Novia menangis dibuat mereka, sering kali ibuat jengkel, kadang tertawa oleh tingkah mereka, sering kali mereka kejar-kejaran mengelilingi kelas kadang keliling sekolah, ini yang selalau membuat kesal, waktu itu jam kosong, tidak ada guru mengajar.

Novia menghampiri teman sekelas yang pintar baginya, tiga siswi yaitu Febri, Arta, Novika, juga dua siswa Darma dan Agus Juli, mereka selalu duduk kelompok kalau ada jam kosong, untuk membahas pelajaran yang tidak di pahami, Novia melangkah sambil membawa LKS, beserta alat tulis, niat jahil Mahardika muncul. Ketika Novia melangkah diantara lorong blok meja, kaki Novia disandung hingga jatuh, semua mata kearah Novia yang jatuh, perlahan Novia bangkit, lalu ketempat mereka, Febri menaruh simpati.

febri menekat dan membantu Novia. “Kamu tidak apa-apa Novia?”

 Novia menatap kesal kearah kelompoknya Mahardika, kemudian memandang Febri. “ Tidak apa-apa Feb.“

Mereka membahas pelajara, Novia belajar bersama mereka untuk menghadapi remidi dipealaran IPA yaitu materi Kimia, setelah selesai Novia kembali ketempat duduk dibelakang, saat itu kepalan kertas jatuh beberapa senti dikakainya, segera Novia mengambil dan melemparnya kearah Mahardika.

Kepalan kertas itu dilempar kearah Mahardika, kertas bergerak diudara dan tepat mengenai kepala Mahardika, lalau dibalas, kali ini Mahardika tidak sendiri, Yogi dan Leo mereka melempari Novia degan kepalan kertas, tanpa sadar ada yang mengawasi, seorang guru lelelki melangkah diemper kelas. Itu adalah wali kelas VII A, Wiastra masuk kekelas menatap semua murid, mereka bertiga di panggil.

Wiastra menatap garang, memerintahkan para pengganggu itu kedepan kelas. “Leo, Mahardika, Yogi, kalian kedepan!“

Tanpa kata mereka kedepan kelas, Tampan mengelus dada karena tidak disebut, mereka bertiga berdiri didepan kelas, tertunduk setengah takut, setengah malu, menghadap arah teman yang duduk.

Wiastra sangat kesal, menatap tajam mereka. “Kalian ini selalu usil, dikelas itu belajar bukan melempari teman kalian!“

 Wiastra memandang murid menyeluruh. “Sesuai kesepakatan kelas sebelumnya, siapa saja yang tidak disiplinakan kena ganjaran!“

Memandang kearah Novia, memerintahkan kedepan. “Novia kamu kedepan, bawa kertas yang dilempar ke kamu tadi.“

Novia memungut cepat kepalan kertas, ketika hampir dekat.

Wiastra memberi intruksi. “Novia lempari mereka!“

Tatapan heran, Novia bertanya bernada ragu. “Berapa kali pak?”

Lihat selengkapnya