MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #9

MENCARI PEYAKINAN

Ketika pelajaran dikelas, guru mengajar diganti, guru itu adalah salah satu guru yang galak di SMP Negeri 4 Pupuan, namanya Nadi. Ketika derap langkah menuju kelas VII A terdengar, satu pun murid tidak ada yang berani berulah semua diam dan duduk displin dibangku masing-masing, semua memakai seragam putih biru, kini telah masuk dan didepan kelas.

Ketua kelas memimpin salam, “ Berdiri…..”, intruksi Agus.

Murid yang lain ikut intruksi.

“ Beri salam “, intrusi Agus lagi.

“ Selamat pagi bu “, ucap serempak.

“ Semua kembali duduk “, perintah Nadi.

 Semua kembali duduk, mata semua konsen kedepan memperhatikan Nadi.

Nadi memandang semua, “ Selain dari desa Padangan siapa yang tahu nama saya ?”, tanya Nadi.

Novia memberanikan diri angkat tangan, “ Saya bu “, ucap Novia.

“ Kalu tahu coba siapa nama ibu ?”, tanya Nadi.

“ Bu Nadi, salah satu guru yang paling galak disekolah ini “, ucap Novia.

“ Siapa yang bilang ibu galak “, ucap Nadi tegas.

“ Kakak kelas bu dan saya hawatir kalu guru galak itu akan mengucilkan murid, seperti waktu saya masih SD “, jelas Novia.

Nadi melipat tangan didada, “ Siapa guru galak yang ngucilin waktu SD ?” tanya Nadi.

“ Bu Sri Murni, ibunya Depa, murid paling bandel disekolah ini “, jelas Novia.

“ Oh, dia..., dia memang murid paling bandel disekolah ini, sikapnya tidak mencerminkan anak sorang guru, ibunya juga sama, masak guru agama bersikap pilih kasih dan nyolot belain anak yang sudah jelas salah, memalukan “, jelas Nadi tegas.

 Jodi dan Warsadi menengok kebelakang, Novia menatap sinis mereka.

“ Jangan hawatir, disini tidak ada yang pilih kasih, kami semua guru bersikap sama, adil kepada murid, yang salah pasti dihukum dan yang kemampuanya kurang akan kami bantu sampai bisa, itulah tugas guru sebenarnya “, jelas Nadi.

Memandang arah Novia, “ Jadi siapa nama kamu ?“, tanya Nadi.

“ Saya dipanggil Novia “, ucap Novia.

“ Oh…, Novia ya…”, ucap Nadi, sambil mengingat sesuatu, “ Namamu mengingatkan ibu pada seorang musisi wanita, emmm…, Novia Kolopaking, mungkin suatu saat kamu juga bisa jadi orang terkenal seperti Novia Kolopaking “, ucap Nadi.

Kini mereka membahas pelajaran yaitu membahas soal ide dalam pembuatan novel, Nadi menjelaskan tentang apa itu ide.

“ Seperti dalam buku, ide adalah sebuah gagasan atau buah pikiran yang akan menentukan seperti apa novel itu akan di buat “, jelas Nadi.

Teringat Novia akan ucapan Wisnaya sebelumnya, saat itu didepan kelas Wisnaya memakai kemeja biru, celana hitam bersepatu hitam, dengan raut bangga.

“ Suatu saat nanti, salah satu dari kalian akan jadi penjual ide, mungkin Novia “, melempar senyuman.

Dari depan Novia tampak bengong, “ Novia apa yang kamu lamunkan “, ucap Nadi tegas.

Beberapa cekikikan mendengar Novia ditegur.

Warsadi sambil cengenesan ,” Dia lagi ngelamunin, cintanya ditolak anak sebelah, hahaha….”, ledek Warsadi.

Novia kesal, menghantam meja, didepan sehentak berdiri menunjuk Warsadi, “ Dasar tukang fitnah, kapan aku pernah bilang cinta sama anak kelas sebelah, kamu lihat, sudah kamu rekam “, tegas Novia.

Lihat selengkapnya