MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #12

KETEGARAN HATI

Hari ini adalah kegiatan akhir semester satu, disana diadakan seleksi, puluhan murid berbaris dilapangan. Novia ada disana, berada ditim atlit lari, saat tes berlangsung Novia mendapat diposisi kedua, karena itu Novia dijadikan atlit lari secara resmi. Raut ketidak sukaan muncul ketika melewati tiga musuh beasrnya, yaitu Jodi, Adrianto dan Cica, melihat tatapan mereka Novia punya firasat buruk, dari situ dapat ditebak niat buruk macam apa yang mau dilakukan.

Sambil jalan, “ Mereka…, pasti akan berbuat buruk, disekolah mereka tidak akan berani, tapi dilajanan, pasti mereka akan mencoba mencelakakan aku lagi, aku harus waspada “, batin Novia.

Sesuai dugaanya, ketika sampai pada jalanan yang sepi, Novia melajukan kendaraanya dibawah 40 km/jam, mereka bertiga melancarkan rencana busuk itu, dari sepion sudah terlihat mereka mulai mendekat. Area jalan yang penuh tikungan yang membuat Novia tidak menambah kecepatan, dari kiri disalip dan dipepet Adrianto, dari kanan dipepet oleh Jodi dan belakang dipepet Cica. Novia terjebak tidak bisa berkutik, menambah kecepatan tidak berani, dari kanan dan kiri motor ditendang, keseimbangan hampir goyah, Novia coba bertahan dengan berpegangan pada kemudi. Berhenti tidak mungkin, jika dilakuakn motornya akan mengalami kerusakan, karena Cica akan menabraknya, keadaan yang mencekam ini membuat Novia harus mengambil keputusan. Novia menabah kecepatan, amper menunjukkan laju 60 km/jam, didepan ada tikungan tajam, saat itulah Novia ngepot, lalu menendang Jodi, keseimbangan goyah, diujung tikungan muncul pik up hitam, Jodi tancap gas menghindar dan masuk kekebun orang. Novia berhenti, pik up itu juga, dengan segera Adrianto dan Cica melarikan diri, sedangkan Jodi berusaha keluar dari kebun bersama motornya, pengemudi pik up turun seorang lelaki usia empat puluhan.

Melangkah cepat dengan, raut kesal, “ He….! Kau tidak bisa pelan bawa motor “, ucap pemilik pik up.

Menatap, nafas masih ngos-ngosan, “ Pak saya tadi di pepet dari tiga sisi jadi… “, ucapan itu terpotong.

Jodi setelah masuk kebadan jalan segera tancap gas meninngalkan tempat itu.

Orang itu nyolot, “ Jadi apa! Anak kecil jangan suka jadi raja jalanan, ketabrak siapa yang rugi !”, bentak pemilik pik up.

Kemudian ada yang berhenti, seorang ibu-ibu yang bawa muatan pisang dengan motor metik, “ Ada apa ya kok, anak ini dimarahi pak ?”, tanya ibu-ibu itu.

Benada kesal, “ Ini…, anak kecil ini ngebut hampir saja ketabrak “, ucap pemilik pik up.

Ibu-ibu itu menoleh Novia sebentar, “ Oh anak ini…, dia baru saja bisa bawa motor dan tiga anak laki-laki tadi selalu mau mencelakai anak ini pak, tadi mungkin salah satu rencana jahat mereka “, jelas ibu-ibu itu.

Raut kesal berubah biasa, menatap Novia, “ Kenapa kamu tidak adukan keorang tua mereka atau kepala sekolah, ini tindakan kejahatan “, ucap pemilik pik up.

Menghela nafas, “ Siapa yang akan percaya, mereka punya grup pak saya sendirian, mereka yang dipercaya karena berbanyak, saya ini sudah difitnah matahin teujuk orang, saya tidak melakukannya “, ucap Novia.

Lihat selengkapnya