MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #14

RUNTUHNYA KESOMBONGAN


Novia selalu melatih diri merangkai kata agar jadi kosa kata yang bagus, melihat kemampuanya dalam mengarang, mebuat kakak kelas menawarinya ikut ektrakulikuler mading, ini diketahui oleh Meri. Saat Novia duduk di tangga depan kelas, Devi, Dayu dan Meri menyindir.

Dengan meledek, “ Kalian mau ikut ektra mading “ ucap Meri.

Menanggapi, “ Mading….?! Kalau dipanjangin jadi makan dinding “, ucap Devi tertawa.

Sambil cengengesan, “ Jadi yang makan tembok akan jadi muka tembok, datar kayak dia “, ucap Dayu melirik Novia.

Lalu ada yang mendekatinya, seorang siswi berseragam olah raga putih kombinasi merah, seragam resmi SMP Negeri 4 Pupuan, berkepang dua, yang unik gigi depannya maju. Mereka melihat siswi itu mendekati Novia, membawa segulung benang wol.

“ Novia “, sapa siswi itu.

Menoleh, “ Ariasih…, sini bawa benangnya “, ucap Novia datar.

Setelah duduk disebelah Novia, benang itu diserahkan, lalu diambil santun oleh Novia, mereka tertawa terpingkal-pingkal.

Menetralkan tawanya, “ Ini nih kalau kemajuan selalu bersama kemunduran “, ucap Devi menahan tawa.

Berlagak heran, “ Apanya yang maju dan apanya yang mundur ?”, tanya Dayu.

Berlagak sok tahu, “ Yang maju itu gigi dan yang mundur itu mau lomba eh malah tidak jadi “, ucap Meri.

Mendengar itu Novia kesal, menoleh Ariasih, tampak Aiasih tenang saja.

Bernada tinggi, “ Sok banget lu…”, ucap Devi.

Lihat selengkapnya