MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #16

FANATIK

Sampai saat ini Novia masih belum percaya dengan surat cinta yang diterima, ternyata orang yang tidak pernah diduga oleh Novia diam-diam mencintainya. Melihat diri dan keadaannya, membuat Novia bertaya-tanya apa yang membuat orang berkasta seperti Dewa Candra menyukainya, seingat Novia tidak ada kesan yang membuat orang seperti dia tertarik. Untuk memastikannya Novia menemui Dewa Ayu dirumahnya, kebetulan saat sampai disana hanya ada Dewa Ayu dan adik lelakinya yang usianya sekitar dua tahunan.

Setelah memarkir motor Novia mendekati Dewa Ayu, “ Dewa Ayu….. “, sapa Novia.

Dengan raut senang, “ Hai….. Novia, tumben lagi kesini “, ucap Dewa Ayu.

Novia melangakah, duduk disebelah Dewa Ayu yang duduk diteras dapur, Novia memandang Dewa Ayu, melihat sikap Novia begitu, tanda kalau ada sesuatu yang penting ditanyakan, itu jelas terbaca karena sejak kelas tiga SD mereka berteman.

Mengangkat alis sebelah, “ Pasti ada sesuatu nih, kalau tidak ngapain kamu sampai jauh-jauh ketempatku “, ucap Dewa Ayu.

Menghela nafas, memandang Dewa Ayu, “ Ya… ada, aku mau tanya soal Dewa Candra sepupumu itu “, ucap Novia.

“ Soal apa ?”, tanya Dewa Ayu.

Novia menyodorkan surat yang diberikan oleh Dewa Candra, setelah diambil lalu dibaca, Dewa Ayu senyam senyum membaca isi surat itu, memandang Novia dengan senyum lebar.

“ Jadi keputusan kamu sekarang apa, terima atau tolak ?!”, ucap Dewa Ayu.

Berpkir sebentar, “ Tapi saat kemarin, dia duduk dekat dengan aku, Ajiknya itu terkesan tidak suka, mengajak paksa Dewa Candra pergi “, jelas Novia.

Mengingat sesuatu, “ Selama ini sepupuku itu, selalu memperhatikan kamu, dia agak ragu dekat sama kamu, karena beberapa cowok ganteng disekolah dekat dengan kamu, jadi dia merasa kalah saing, jadi dia pendam sendiri “, jelas Dewa Ayu.

Menghela nafas, “ Lalu surat itu, adalah cara yang tepat untuk sepupuku bilang, dia orang baik dan tidak suka maksa “, ucap Dewa Ayu.

Novia termenung memikirkan keputusan apa yang mau diambil, sebab keadaan yang serba sulit dan suatu saat tidak mau menyakti perasaan orang.

Melihat itu Dewa Ayu, masuk kerumah dan keluar membawa hp tulalit, hp yang teren tahun dua ribuaan.

Menunjukkan hp, “ Novia tolong putuskan sekarang sebelum Dewa Candra masuk sekolah asrama parwisata “, ucap Dewa Ayu.

Menoleh Dewa Ayu, “ Ya, bisa kamu bicara dulu sama dia sebelum aku “, pinta Novia.

Segera nomor dicari dalam kontak, lalu dihubungi, setelah beberpa kali akhirnya nyambung.

“ Halo kak, dimana nih “, sapa Dewa Ayu ramah.

“ Aku dirumah, maaf lambat aku bantu jemur pakaian “, ucap Dewa Candra polos.

Menghela nafas, “ Ada yang mau bicara sama kakak “, ucap Dwa Ayu.

“ Siapa ?”, tanya Dewa Candra.

“ Orang yang kakak kasih surat cinta kemarin, orang kakak taksir berat selama di SMP “, jelas Dewa Ayu.

Tidak ada kata yang keluar, namun sambungan telepon masih.

Dewa Ayu menoleh Novia, “ Novia…., sepertinya kakak tidak sanggup ngomong, nih bicara “, menyerahkan hp.

Lihat selengkapnya