MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #18

PELAMPIASAN EMOSI

Sikap fanatik golongan Arya membuat Dewa Ayu sangat prihatin tapi tidak berani sebab saat seperti itu Novia punya sensifitas emosi. Seperti biasa Leo dan Mahardika usil pada Novia, untuk beberapa keusilan yang dilakukan Novia masih cuek, namun keusilan yang kali ini tidak diabaikan. Saat itu Novia tengah menemukan inspirasi untuk lanjutan novel amatirannya, pulpen yang digunakan menulis dicomot, Novia berdiri dan berbalik, Mahardika menari-nari meledek Novia, tanpa kata berlari cepat. Mahardika coba lari, jurus sapuan dilepaskan yang mengenai kaki yang membuatnya jatuh, pulpen yang dipegang terlepas, saat itu semua murid memakai seragam olah raga putih kombinasi merah.

Mencengkram kerah baju hingga tubuh Mahardika terangkat, “ Kau tidak ada kapoknya Mahardika, kata-kata sudah tidak bisa menghentikanmu “, ucapa Novia geram.

Mahardika cengengesan, tapi tidak merubah raut kesal Novia.

“ Sepertinya tindakan yang harus aku lakukan “, ucap Novia.

Tubuh Mahardika didorong hingga jatuh kelantai dekat tembok, Novia melangkah, langkah kaki terdengar, teman sekelas hanya bisa menonton, kali ini Novia benar-benar marah.

Mahardika coba bangkit hendak melarikan diri tapi kalah cepat, tamparan keras kanan kiri harus diterima, murid luar kelas menyaksikan dari luar jendela. Novia mencengkram kerah baju Mahardika dengan kedua tangan, tubuh didorong ketembok, Mahardika ketakutan, kalai ini Novia tidak mengampuninya.

Tatap tajam, “ Kau selalu usil, kurang kerjaan kamu, aku sudah muak, kau telah merusak inspirasiku, kau sama sekali tidak punya otak, sepertinya otakmu perlu diajari “, oceh Novia kesal.

Cengkraman dilepaskan tangan kanan mengepal siap melayangkan pukulan, Mahardika pasrah memejamkan mata, pukulan dilepaskan dan menghantam tembok tepat disebelah telinga kanan. Tembok menyebarkan tekanan hingga jendela bagian belakang dari kedua sisi bergetar, semua terksiap dan terperangah melihat itu. Jatung Mahardika berdetak kencang, mata di buka, raut kesal Novia masih, tatapan tajam mata Novia mengerikan dipandangan Mahardika, tanpa sadar air mata menetes.

Lihat selengkapnya