MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #19

KEGAGALAN

Kini semua atlit dari SMP 4 Pupuan diantar kelapangan Debes Tabanan, dimana kopetisi Porsenijar diadakan, banyak peserta yang ikut, setelah seleksi Satria dan Novia tidak dapat tiga besar. Sepanjang perjalanan Satria terlihat murung, Novia melihat kekecewaan berat dari raut muka Satria. Kini metromini masuk dan berhenti pada sebuah warung makan diwilayah desa Sembung Meranggi, masing masing telah menyanap hidangan yang telah dibawakan pelayan. Novia semeja dengan Saria, mereka belum menyentuh makana, Novia memulai pembicaraan.

Menatap Satria, “ Kenapa tidak makan Satria, apa kamu tidak suka ?”, tanya Novia.

Menatap makanan, “ Aku tidak sangka akan kalah, padahal sudah berlatih keras “, ucap Satria kecewa.

Dengan santai, “ Kalah menang itu biasa, kalau tidak ada yang kalah mana ada yang menang”, ucap Novia.

Masih tertunduk, “ Ini adalah kekalahan pertama dan terbesar bagiku, sebelumnya tidak pernah”, ucap Satria.

Lalu menatap Novia, “ Kamu santai banget, tidak kelihatan kecewa “, ucap Satria.

Sedikit senyum, “ Entahlah, tapi mungkin karena sering di kecewakan dan kecewa, aku pernah terpuruk, tapi itu tidak berguna, santai saja hadapi lagi pula ini bukan akhir dunia “, ucap Novia.

Satria masih beraut kecewa.

Menghela nafas, “ Kamu sering menang dan selalu juara satu umum disekolah, kekalahan ini tidaklah buruk, lagi pula prestasimu lebih cocok diakademik, kamu kan pintar, sedangkan aku tidak “, ucap Novia merendah.

Tanpa sadar Winata tengah memperhatikan mereka.

Tatapan sedikit semangat, “ Ya kamu benar “, ucap Satria.

Satria menarik nafas dalam dan melepaskannya, menatap Novia senang, pandangan Satria terbuka dan menanggapi baik Novia.

“ Mental kamu sangat tangguh untuk seorang perempuan, ya itu menurutku “, ucap Satria jujur.

Senyum, “ Terimakasi “, ucap Novia.

“ Walau kamu bilang tidak pintar, tapi tidak ada yang serius mengarang seperti kamu, mungkin suatu saat kamu jadi penulis terkenal “, ucap Satria.

Lihat selengkapnya