MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #22

CERITA MASA LALU TERFITNAH

Tidak ada percakapan apa pun selama beberapa lama, suasana hening sekolah membawa Novia mengingat masa lalu dan diceritakan pada Suastawa, tanpa kata didengarkan.

“ Kayaknya masa SD kamu itu menyenagkan, tidak sepeti aku, aku pernah difitnah “, ucap Novia.

Ingatan kembali saat Novia kelas tiga SD, saat dimana Novia tidak berdaya oleh ketidak tahuannya menghadapi masalah.

Novia menoleh arah itu, murid yang dekat dengan adik kelas dua itu menjauh, sambil meraung kesakitan telujuk dipegang, Novia memperhatiakan seksama dari tempat duduknya.

“ Ini kan Demok alias Warsadi, anaknya pak Kadek Sudiana “, ucap bati Novia.

Muncul niatan baik Novia membantu Warsadi, lalu mengajaknya kekantor untuk mendapat pertolongan, sampai disana salah satu guru, memeriksa keadaan Warsadi, guru itu terkejut.

“ Telunjuknya patah “, ucap guru itu.

Sri Murni beranjak dari tempat duduk, tatapan jahatnya terlihat, melangkah cepat kearah Novia.

“ Pasti kamu yang matahin telunjuknya dia,”, menunjuk Novia.

Beraut kesal, “ Bu Sri anda jangan menuduh sembarangan “, ucap tegas Landri.

Novia menangis dituduh dan tidak mampu melawan.

Sri Murni nyolot, “ Murid sudah salah di bela !“, bentak Sri Murni.

Lalu menunjuk Warsadi yang di tempat duduk, “ Lihat dia sudah matahin telunjuk anak orang “, ucap Sri Murni keras.

“ Bu Sri ! anda jangan menuduh tanpa bukti, belum tentu dia yang melakukannya “, ucap Landri tegas.

Novia diajak duduk, lalu ditanyai, “ Novia jawab yang jujur, apa kamu yang matahin telunjuk Warsadi ?”, tanya Landri.

Novia masih diam berlinang air mata.

Sri Murni naik pitam, “ Lihat dia tidak bisa jawab, berati dia yang melakukannya !”, tegas Sri Murni.

Sikap Sri Murni membuat kepala sekolah mengambil tindakan, lalu berdiri dari tempat duduk, “ Bu Sri, harap kembali duduk “, tegas Sujana.

Sri Murni menatap tajam Sujana.

“ Dengar kata saya, anda kembali duduk “, ucap Sujana.

Sri Murni bernada kesal, “ Murid yang sudah jelas bersalah masih saja dibela “, ucap Sri Murni.

Sujana mulai kesal, “ Anda hanya guru, saya kepala sekolah disini, saya yang menentukan segala keputusan, Novia belum tentu salah, selama ini dia tidak berbuat salah seperti anak anda si Depa “, jelas Sujana tegas.

Sri Murni menatap kesal sesaat dan kembali duduk.

Lihat selengkapnya