MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #26

MENJADI NYATA

Novia mulai jarang bisa ketemu Suastawa, karena Suastawa ikut beberapa olimpiade, yang lain berbangga dan mendoakan agar Suastawa menang kali ini. Waktu terus berlalu firasat itu diperkuat oleh mimpi buruk yang sama secara berulang, ada yang tenggelam diair keruh. Ketika diumumkan kemah akan dilakukan di Labuan Aji, beberapa murid menolak termasuk Novia, entah kenapa Novia menetang kemah. Saat itu hari Sabtu semua memakai seragam Pramuka, diruang OSIS ada dua orang, Reva dan Kerti berbicara mengenai kemah yang diadakan setelah UAS semester satu selesai.

Riang, “ Reva…, kira-kira kemah nanti kita apai adik kelas saat uji mental “, ucap Kerti.

Tertawa sebentar, “ Pastinya buat mental mereka naik turun “, ucap Reva.

Novia masuk keruangan itu, mereka pura-pura merapikan beberapa barang, Novia menaruh bendera hijau yang habis di pakai latihan oleh petugas Upacar bendera hari Senin. Reva dan Kerti duduk disofa, Novia mendekat, dalam posisi berdiri menanyakan masalah kemah.

Serius, “ Reva, Kerti apa kalian yaki kemah di Labuan Aji, bukankan disana tempat angker ?!“, ucap Novia.

Mengankat kedua alis, “ Yakin lah…., tahun sebelumnya kegiata kemah disana dan baik-baik saja “, ucap Kerti.

Senyum jahil, “ Apa kamu takut kalau lihat penampakan “, goda Reva.

Menatap malas, “ Aku tidak takut sama mahluk astral, yang aku takutkan aka ada kejadian buruk disana, aku hawatir akan menelan korban “, jelas Novia.

Setengaj jengkel, “ Jangan meramal yang buka-bukan, apa pun yang terjadi kegiatan itu harus berjalan karea sudah program “, ucap Reva.

Menghela nafas, “ Sepertinya aku tidak akan ikut, aku tidak mau lihat kejadian buruk “, ucap Novia.

Kesal, “ Kejadian buruk apa ! jangan sok tahu, kamu itu bukan Tuhan !“, ucap Reva.

Berpaling, “ Aku tidak akan ikut “, ucap Novia.

Ketika selangkah tangan Novia diarik oleh Reva, posisi Novia menghadap Reva.

Emosi, “ Kamu ini OSIS, kamu itu jangan membantah, ikut saja ini kan sudah program dan tidak bisa dirubah “, ucap Reva.

Datar, “ Terserah, aku tidak akan ikut “, ucap Novia.

Emosi, “ Kamu ini ya… “, tanagan Reva hendak menampar.

Kerti meraih tangan Reva, “ Kita lapor saja pada Pembina “, ucap Kerti kesal.

Novia dikunci diruangan itu, ada beberapa murid yang mengawasi, tidak lama Pembina Pramuka datang, dua laki-laki yang bebadan kurus tinggi dan gemuk pendek. Novia diduduk paksakan oleh Kerti, tanpa raut takut atau bersalah Novia berani menatap kedua Pembina itu.

Lihat selengkapnya