MENCAPAI PIAGAM

noviadewi
Chapter #27

AKIBAT LUKA

Hari itu Novia menghadiri acara melayat, perasanya tidak enak, bukan karena akan melihat mayat tapi seseuatu yang lain, untuk yang satu ini Novia tidak bisa menolak karena yang meninggal adalah neneknya, ibu dari ibunya Novia, kalu tidak salah bernama Renti. Cuaca yang terihat cerah disana yang membuat Novia dimita pulang awal oleh ibunya, karena tidak ada yang memberi makan ayam dirumah.

Mendekati Novia, “ Novia kamu pulang dulu sama Ratih, beri makan ayamnya “,ucap Waniti.

Novia melihat kearah gunung, “ Bu disana lagi hujan, kabutnya pasti tebal, samapai disana pasti sudah hujan, jam dua siang truk semua pada lewat jalur Pupuan “, jelas Novia.

Tidak dierima, “ Sudah terobos saja pelan-pelan, samain semangat kamu kayak kewarnet, hujan badai berpetir kamu tembus “, ucap Waniti bernada tinggi.

Merasa keadaan dirumah itu semakin ramai, menentang ibunya akan menambah keributan ditempat orang berduka, bukan sebuah karakter yang mencerminkan anak SMA, hawatir OSIS yang jadi sasara hujatan oleh ibunya.

Menghela nafas, “ Ya…, tapi kenapa-kenapa jangan menyesal “, ucap Novia.

Ratih dipanggil, mereka menuju motor empat tak sembilan puluhan yang sering dipakai Novia, hanya Novia yang pakai helm sesuatu yang tidak biasa saat memakai pakain adat madya, kususnya didaerah itu. Motor melaju sedang, hingga setemgah jalan hujan mulai turun, Novia mengenakan jas hujan, Ratih dibelakang menutup rapat tubuh agar tidak basah. Kendaraan melaju, hingga disebuah tempat mendadak kabut tebal menyelimuti, kaca riben gelap yang membuat pandangan tidak jelas, dari jauh terlihat sebuah cahaya yang dikira motor. Sebuah genangan air disampingi agar tidak muncrat, mendadak ada yang menyalip dari kiri sebuah motor metik putih, motor yang dilajukan sedikit ketengah menghindari serempetan. Namun sial, cahaya lampu yang dikira motor dari arak berlawanan ternyata sebuah truk, Novia sedikit menarik stang, namun kecepatan truk yang meneyerempet membuat kaca lampu pecah dan tangan Novia terluka, setelah truk lewat sedikit Novia beserta semua jatuh. Ratih terlempar kepinggir jalan, sedangkan Novia ketengah jalan, kaki tertidih motor, Novia berusaha melepaskan kaki dengan menarik paksa, saat hendak membangunkan motor, baru sadar tangan luka parah. Goresa panjang dari celah telunjuk dan jari tenagah, tulang dan urat rangka jelas terlihat, darah mengucur dari luka mengaga itu, sopir truk mendekat, mengajak Novia kepinggir jalan.

“ Sini dek minggir dulu”, ucap laki-laki berlogat Jawa.

Sampai pada sebuah warung, “ Pak titip bocah ayu ini yo “, lalu melariak diri, masuk ketruk dan melajukan kendaraan.

Novia kesal, “ Dasar tidak tanggung jawab, main kabur saja dasar manusia edan “, teriak Novia.

Darah yang mengucur cukup banyak, segera selendang ditarik digunakan untuk membalut luka, melihat sekitar ada seseorang yang dikenal, segera Novia mendekati sorang ibu diseberang jalan.

“ Bu tolong antar saya ke UGD Bantiran “, ucap Novia.

Tanapa ragu, “ Ayo “,ucap ibu itu.

Ratih segera menghampiri mereka, dengan mengendarai motor metik bonceng dua mereka menuju kefasilitas darurat itu, setelah persetujuan disana Novia ditangani, tanagan kanan dijahit tanpa bius, pada jahitan terakhir, Novia tidak kuat menahan sakit, lalu teriak. Luka parah pada punggung tangan kanan perlu waktu yang lama untuk sembuh, Novia tidak bisa menggunakan tangan kanannya dan tidak bisa ikut foto OSIS.

Geram, “ Gara-gara truk bobrok itu aku jadi kayak gini, aku tidak bisa ikut foto bareng dianggota OSIS, iiihhhh…..”, batin Novia.

Lihat selengkapnya